Mengenal Istilah Frugal Living, Manfaat dan Bagaimana Penerapannya

- 4 Juni 2024, 07:00 WIB
Mengenal Istilah Frugal Living, Manfaat dan Bagaimana Penerapannya
Mengenal Istilah Frugal Living, Manfaat dan Bagaimana Penerapannya /Istimewa/

MUDANESIA - Frugal living ini hemat atau pelit? Frugal living bisa dikatakan sebagai cara untuk hidup agar seimbang dengan alam, dan juga cara tentang bagaimana kita mengatur keuangan untuk menghindari pola perilaku hidup yang konsumtif. Lalu apa itu frugal living?

Frugal living menjadi bagian dari upaya para aktivis lingkungan yang khawatir terhadap perubahan iklim yang semakin parah setiap tahunnya, belum lagi saat kita menghadapi krisis ekonomi global dan resesi pasca pandemi, sebagian besar dari para aktivis ini terus mengedukasi bagaimana cara untuk mengurangi dampak tersebut, dan mungkin frugal living dapat kita terapkan sebagai salah satu cara kita untuk mengurangi biaya pengeluaran dan meningkatkan kesadaran terhadap perilaku konsumtif yang merusak lingkungan.

1. Hubungan frugal living dengan dampak lingkungan.

Mungkin sebagian dari kita bertanya-tanya, apa hubungan antara gaya hidup hemat dan dampak lingkungan yang sekarang sedang terjadi? Namun, jika ditelusuri penyebab dari krisis iklim yang terjadi tak lain adalah karena adanya campur tangan manusia itu sendiri, terlebih peningkatan masalah sampah yang seakan tidak ada habisnya disebabkan oleh perilaku gaya hidup konsumtif manusia yang semakin meningkat

2. Terpuruknya ekonomi sejak pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan ekonomi besar-besaran di Indonesia, sektor-sektor ekonomi terpaksa gulung tikar dan banyak dari masyarakat merasakan dampaknya dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-harinya menyebabkan anggaran keuangan berantakan, sehingga diperlukan alternatif lain untuk mengatasi masalah ini.

Dua hal itu menjadi penyebab utama mengapa penerapan frugal living sangat diperlukan di era saat ini mempertimbangkan untuk investasi keuangan masa depan dan juga mempertahankan keberlangsungan terhadap lingkungan kita saat ini. Berikut cara penerapan dan manfaatnya:

1. Buat anggaran pengeluaran dan menahan diri untuk tidak konsumtif

Mencatat segala pengeluaran dan pemasukan adalah cara paling umum yang dapat kita terapkan pertama kali untuk menjalani hidup hemat. Hal ini dikarenakan kita dapat mengetahui letak dimana kita harus menghemat.

Jangan lupa untuk periksa setiap pengeluaran yang tidak perlu, seperti langganan aplikasi berbayar yang jarang digunakan, membeli barang yang tidak diperlukan, dan keseringan makan di luar.

2. Manfaatkan fasilitas kendaraan umum untuk mengurangi polusi dan bensin pribadi

Mungkin setelah mendengar kata kendaraan umum, yang pertama kali terlintas dibenak kita adalah berdesak-desakkan dengan sesama pengguna. Akan tetapi, fasilitas kendaraan umum memiliki banyak sekali opsi yang dapat kita pilih untuk menjadi penunjang kendaraan kita sehari-hari, seperti bus, angkutan daerah, angkutan kota, kereta, dan lain sebagainya.

Ini juga bisa mengurangi asap kendaraan, lho!

3. Belanja cermat, belanja jadi hemat! Kurangi utang konsumtif

Pemburu diskon pasti berlomba-lomba melihat produk diskonan yang ada di tempat pusat perbelanjaan. Pernah mendengar seseorang berkata,

"Belinya nanti aja kalau dapat diskonan."

Itu juga bagian dari berhemat, lho! Bukan pelit, ya!

4. Investasi dini untuk menghindari ketidakpastian finansial di masa depan

Di era saat ini investasi adalah bekal untuk kita menghadapi ketidakpastian finansial di masa depan.

Dengan cara menyisihkan sebagian besar penghasilan kita untuk keperluan tak terduga di masa mendatang, sekaligus untuk menghadapi inflasi yang terjadi.

Investasi di era saat ini dapat dengan mudah dilakukan, dilihat dari banyaknya akses bank digital dan aplikasi investasi yang ditawarkan semakin banyak di pasaran.

5. Kurangi pemborosan makanan

Siapa yang masih sering membuang sisa makanan? Ternyata membuang sisa makanan memiliki dampak yang signifikan bagi lingkungan, lho! Bagi lingkungan sisa makanan dapat menyebabkan pencemaran pada tanah dan air, emisi gas rumah kaca dan pemborosan sumber daya. Selain itu membuang sisa makanan memiliki dampak ekonomi yang menyebabkan kerugian finansial serta pemborosan biaya produksi.

Nah, untuk mengurangi dampak tersebut kita harus dengan bijak menyimpan makanan dengan benar, memanfaatkan sisa makanan, dan juga kita bisa mendaur ulang sisa makanan yang tidak habis menjadi pupuk kompos.

6. Mendaur ulang dan memanfaatkan bahan alami untuk mengurangi zat kimia

Konten-konten di sosial media sering kali menampilkan beragam cara bagaimana untuk hidup lebih sehat sekaligus mengurangi dampak negatif dari zat kimia dengan memanfaatkan bahan alami yang ada di sekitar kita.

Contoh yang biasa kita temukan adalah alternatif membuat pembersih rumah, produk perawatan diri, penggunaan bahan lami untuk makanan, pupuk dan pestisida alami, pengharum ruangan serta cara pengelolaan sampah.

Cara dan bahan pun terbilang cukup mudah ditemui dan yang sering ada di sekitar kita, seperti cuka putih, baking soda, lemon, minyak kelapa, madu, dan rempah-rempah. Selain itu, untuk pengelolaan sampah dan pupuk alami, kita bisa memanfaatkan makanan bekas, air rendaman bawang putih dan minyak neem untuk pestisida alami, serta mendaur ulang sampah ataupun vermikompos (penguraian sampah sisa makanan menggunakan cacing) untuk makanan sisa sebagai cara untuk mengelola sampah.

Perubahan besar dimulai dari langkah-langkah kecil, dengan menerapkan frugal living diharapkan kita dapat mencapai kondisi finansial yang stabil dan kesejahteraan di masa depan, serta diharapkan dapat hidup beriringan dengan alam, tanpa adanya lagi kerusakan.***

Editor: Alif Niyu Ramdhan Rusyadi

Sumber: Nazwa Fauzya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah