MUDANESIA - Selama 2020, Gunungapi Semeru tercatat mengeluarkan letusan sebanyak 17 kali. Pada Selasa, 1 Desember 2020, terjadi aktivitas gempa guguran dan awan panas guguran.
Kendati demikian, status Semeru tidak dinaikkan. Hingga saat ini, masih dinyatakan pada level II atau Waspada.
Berdasarkan laporan aktivitas gunungapi di laman resmi magma.esdm.go.id, masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas di dalam radius 1 KM dan wilayah sejauh 4 KM di sektor lereng selatan-tenggara kawah aktif yang merupakan wilayah bukaan kawah aktif sebagai alur luncuran awan panas.
Baca Juga: Libur Akhir Tahun 2020 Dipangkas, Bandara Tetap Siapkan Antisipasi Lonjakan Penumpang
Kepala Subbidang Mitigasi Gunung api Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Nia Haerani mengungkapkan bahwa pada Selasa pukul 00.00 sampai 06.00 WIB, teramati awan panas guguran dengan jarak luncur 2.500 meter mengara ke tenggara.
Selain itu, masyarakat juga diminta mewaspadai gugurnya kubah lava di Kawah Jongring Seloko.
Pengamatan visual dari Semeru, pada Rabu, 2 Desember 2020, tertutup kabut sehingga asap kawah tidak teramati.
Baca Juga: Bandung dan KBB Zona Merah Lagi, Ridwan Kamil: Covid Ajarkan Kita Tidak Ambil Kebijakan Ekstrim
Sedangkan untuk pengamatan kegempaan, dalam sehari dilaporkan terjadi 9 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-15 mm dan lama gempa 45-200 detik. Terjadi juga gempa getaran banjir sebanyak satu kali dengan amplitudo 15 mm dan lama gempa 3000 detik.