Wanhat PSIB Cirebon Mustamid Kunjungi Suku Dayak Losarang Indramayu

20 Januari 2024, 22:31 WIB
Wanhat PSIB Cirebon Mustamid Kunjungi Suku Dayak Losarang Indramayu /Usep Gun Gun/

MUDANESIA - Dalam rangka mempererat jalinan silaturahmi, Ketua Dewan Penasehat (Wanhat) Pejuang Siliwangi Indonesia Bersatu (PSIB) Kabupaten Cirebon Mustamid, A.M, S.Pd.,S.H.,M.H.,C.L.A., kunjungi suku Dayak Losarang yang berada di Blok Krimun RT. 13/03 Desa Krimun, Losarang, Indramayu, Jabar. Jum'at malam 19 Januari 2024.

Mustamid yang juga menjabat sebagai Direktur Lembaga Bantuan Hukum dan HAM Sunan Gunung Djati dalam kunjungannya di dampingi Drs. Susmito, M.Pd yang berlaku sebagai Komandan Provos dan para anggota lainnya juga turut hadir ke lokasi.

Kedatangan Mustamid langsung di sambut baik oleh Ketua suku Dayak Takmad Diningrat, yang walau usianya sudah mencapai 80 tahun namun badannya masih kekar, semangatnyapun masih berkobar.

Takmad memiliki keturunan, 2 anak laki-laki dan 3 anak perempuan, pertemuan disambut dengan kegembiraan, keceriaan penuh dengan canda dan tawa, sehingga suasana keakraban makin terasa, karena Ketua suku Dayak Losarang sangat senang.

Pada kesempatannya dalam perbincangan Takmad menyebutkan, dirinya mengaku pada saat itu sangat dekat dirinya dengan sosok Presiden pertama yaitu Bung Karno (Soekarno).

Bahkan Takmad juga menyebutkan bahwa dirinya sebagai pendiri dari kepercayaan yang di anut oleh suku Dayak Losarang/ Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu Indramayu (SDHBBSI) yang berdiri sejak tahun 1970 an dan sudah ada di Desa Krimun, Losarang.

Bahkan anggotanya pun cukup banyak di berbagai Kota dan Kabupaten luar indramayu, diantaranya daeu Subang, Cirebon, Jawa Timur dan daerah lainnya sudah tersebar ada di mana-mana.

Menurut Takmad, keyakinan atau agama tersebut tidak termasuk ke dalam enam agama yang di akui negara Indonesia seperti, Islam, Kristen, Hindu, Budha dan Kong Hucu.

"Kelompok ini secara formal tidak memiliki identitas legal seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan tidak memiliki salah satu agama yang sudah di akui Negara," ucapnya.

Namun, lanjut Takmad, hal tersebut bukan berarti menentang negara atau pemerintah, kami masih merasa bagian dari warga NKRI, hanya saja kami memiliki perspektif lain dalam memandang cara hidup dikaitkan dengan adanya alam.

"Sejatinya dalam menerapkan tatanan kehidupan senantiasa dapat mengaji diri dan makna hidup serta tujuan hidup," jelasnya.

Sementara Mantan Direktur Bidang Kemahasiswaan Akademi Managemen Informatika Komputer Bumi Nusantara Cirebon Mustamid dirinya mengaku senang berpetualang napak tilas, jejak para leluhur kita.

"Betapa luasnya negara kita membentang dari sabang sampai maroke dengan beragam adat – istidat budaya, suku dan bahasa itulah kuasa Allah sang pencipta alam seisinya,", terang Mustamid.

Dilanjutkannya, Ma`rifatullah mengenal dan mencintai Allah subhanahu wa ta`ala melalui ciptaannya merupakan kewajiban dan tuntutan yang paling utama dalam Islam.

Dirinya paling gemar menziarahi makam para waliyullah ngalap barokah dimana ia bersinggah menjadi kebiasaanya.

"Ada Pribahasa, “Dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung tinggi“ memiliki makna intrinsik berisi pesan, “Seseorang sudah sepatutnya mengikuti atau menghormati adat istiadat yang berlaku di tempat ia hidup atau tinggal”, tandasnya***

Editor: Alif Niyu Ramdhan Rusyadi

Sumber: Mudanesia

Tags

Terkini

Terpopuler