Rekontruksi Kaderisasi HMI Menyongsong Indonesia Emas 2045

- 17 Maret 2024, 23:40 WIB
Dodi Wahyudi (Ketua Umum HMI Komisariat Fapet ITB)
Dodi Wahyudi (Ketua Umum HMI Komisariat Fapet ITB) /Istimewa/

MUDANESIA - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) merupakan salah satu organisasi mahasiswa tertua di Indonesia, HMI berdiri pada tanggal 5 februari 1947 dengan latar belakang yang kompleks mulai dari menanggapi isu kemunduran islam di dunia hingga kondisi bangsa Indonesia saat itu.

HMI terbentuk atas keresahan-keresahan adanya kemunduran pemikiran islam dunia, ancaman terhadap kemerdekaan bangsa Indonesia, kondisi mikrobiologis umat islam di Indonesia dan kondisi perguruan tinggi yang cukup mengkhawatirkan.

Berdirinya Himpunan Mahasiswa Islam telah melewati berbagai fase yang cukup Panjang untuk tetap bertahan dan menjalankan Gerakan pembaharuan dengan tujuan mulia sebagai mana termaktub dalam pasal 4 Anggaran Dasar HMI yang berbunyi “Terbinanya Insan Akademis, Pencipta, Pengabdi, Yang Bernafaskan Islam dan Bertanggung Jawab Atas Terwujudnya Masyarakat Adil Makmur Yang Diridhoi Allah Subhanahu Wa Ta'ala”.

Sejarah Panjang dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia dari segala ancaman baik internal maupun eksternal tak lepas dari peran HMI yang terus bekomitmen untuk menjaga dan merawat kemeredekaan tersebut.

Komitmen tersebut adalah keindonesiaan dan keislaman yang sampai hari ini masih menjadi semangat dan terus digaungkan oleh segenap kader HMI.

Namun apakah Himpunan Mahasiswa Islam saat ini masih relevan guna menyonsong visi Indonesia emas 2045? Gerakan HMI saat ini terkesan semakin jauh dari jalan menuju tujuan, sepinya perkaderan di kampus-kampus besar, minimnya gagasan serta adanya pergeseran minat mahasiswa yang belum menjadi concern HMI dalam sistem pengkaderannya.

Oleh karena itu perlu adanya formula baru dalam sistem kaderisasi HMI yang menyesuaikan dengan kebutuhan zaman untuk memastikan agar HMI senantiasa memberikan manfaat kepada umat dan bangsa di segala lini kehidupan.

Benarkah adanya pergeseran minat mahasiswa?

Pada awal tahun 2020 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI resmi meluncurkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang menjadi salah satu referensi bagi perguruan tinggi dalam aktivitas belajar.

Dilansir dari laman kampus merdeka, program ini telah diikuti oleh lebih dari 725.000 mahasiswa dan 1.300 perguruan tinggi di Indonesia. Artinya program ini sukses menjadi daya tarik mahasiswa di seluruh Indonesia untuk mengikuti berbagai program dari MBKM ini.

Halaman:

Editor: Alif Niyu Ramdhan Rusyadi

Sumber: Dodi Wahyudi (Ketua Umum HMI Komisariat Fapet IPB)


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah