Konsep Pendidikan Tokoh Pendidikan Indonesia KH. Ahmad Dahlan

- 30 April 2024, 14:30 WIB
Ilustrasi Gambar, Konsep Pendidikan Menurut KH. Ahmad Dahlan
Ilustrasi Gambar, Konsep Pendidikan Menurut KH. Ahmad Dahlan /Istimewa/

MUDANESIA - Bila diruntut dari sejarah panjang perjuangan Kiai Haji Ahmad Dahlan (KH. Ahmad Dahlan) pendidikan dan dakwah adalah dua komponen utama penopang keberhasilan beliau dalam memperjuangkan cita-cita besarnya dalam membangun dan mewujudkan umat dari keterbelakangan, di sinilah nampak beliau begitu bersemangat dalam melakukan terobosan guna terlaksananya pembahuruan pendidikan melalui kedua elemen tersebut.

Dalam catatan sejarah, KH. Ahmad Dahlan dalam merintis pendidikan telah dimulai sejak 1 Desember 1911. Jauh sebelum tahun 1926 ketika pemerintah Hindia Belanda menerapkan ordonasi, beliau melalui Muhamadiyah secara tegas menolaknya. Disamping beliau mengajarkan ilmu-ilmu agama di wilayah sekitarnya, beliaupun turut dalam berdakwah menyebarkan nilai-nilai keagamaan dan pelajaran umum kepada para anggota Muhammadiyah. Beberapa waktu setelah terbentuknya organisasi Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan berinisiatif mendirikan sekolah guru yang kemudian dikenal sebagai Madrasah Mu’alimat. Di sekolah ini beliau mengajarkan ilmu-ilmu agama, ilmu-ilmu umum dan cita-cita pembaharuannya.

Dalam buku “Sejarah Pertumbuhan dan Perubahan Pendidikan Islam di Indonesia” Putra Dulay (2007:34) menjelaskan beberapa indikasi bahwa pendidikan Islam sebelum dimasuki oleh ide-ide pembaharuan, yaitu sebagai berikut.

  1. Pendidikan yang bersifat nonklasikal. Pendidikan ini tidak dibatasi belajar dengan tahun.
  2. Mata pelajaran adalah semata-mata pelajaran agama yang bersumber dari kitab-kitab klasik. Tidak diajarkan mata pelajaran umum.
  3. Metode yang digunakan adalah metode sorogan, wetonan, hafalan dan mudzakarah.
  4. Ijazah sebagai bukti telah menyelesaikan atau menamatkan pelajaran bukanlah menjadi hal yang penting, jadi belajar semata-mata bertujuan untuk mencari ilmu dan ridha Allah.
  5. Tradisi kehidupan pesantren amat dominan bagi kalangan santri dan kyai.

Berangkat dari sinilah, KH. Ahmad Dahlan melihat kondisi sosial pendidikan umat islam pada waktu itu jauh tertinggal, ia merasa tergerak untuk melakukan aktivitas yang menerapkan systematika kerja organisasi serupa dengan konsep barat. Melalui pelembagaan amal usahanya, beliau melakukan upaya menangkal budaya atas penestrasi pengaruh penjajah Belanda dalam kebudayaan, peradaban dan keagamaan, utamanya adalah intensifnya upaya Kristenisasi yang dilakukan misi “zending” yang disponsori oleh pemerintah Belanda di Indonesia.

Seyogiannya, system pendidikan yang dilakukan KH. Ahmad Dahlan melalui Muhammadiyah berupaya untuk mengintegrasikan antara system pendidikan pesantren dan system pendidikan barat dalam bentuk lembaga sekolah. Bahkan modernism Muhammadiyah dalam bidang pendidikan jauh mengalahkan perguruan al-Ahzar Kairo, yang pada waktu bersamaan masih menerapkan system pendidikan tradisional Islam. Demikian bentuk usaha pembaharuan yang dilakukan KH Ahmad Dahlan dalam bidang pendidikan melalui organisasi Muhammadiyah yang sampai sekarang memiliki beragam amal usaha baik di bidang pendidikan, kesehatan, social dan bidang dakwah lainnya di Indonesia, bahkan di beberapa negara Asia serta Eropa.

Bagi KH. Ahmad Dahlan, pendidikan haruslah terintegrasi antara kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan Spiritual (SQ), kecerdasan Emosional (EQ), dan kecerdasan Sosial (ScQ) yang terimplementasikan dalam empat pilar yaitu:

  1. Integrasi ilmu dengan amal;
  2. Integrasi ilmu umum dengan ilmu agama;
  3. Kebebasan berpikir, dan
  4. Pembentukan karakter.

Pandangan beliau, ilmu dan beramal merupakan suatu kesatuan. Artinya, peserta didik tidak hanya duduk di kelas dan diam memperhatikan gurunya, tetapi dengan ilmu yang dimilikinya harus dipraktikkan di dalam kehidupan sehari-hari. Praktik merupakan aplikasi ilmu pengetahuan yang dimiliki dengan menghasilkan karya (berkarya). Di dalam ajaran Islam, pemeluknya wajib mencari ilmu setinggi mungkin dan dengan ilmu yang dicapainya agar diamalkan dalam bentuk karya nyata. Konsep inilah yang diberikan oleh KH. Ahmad Dahlan di dalam pendidikan Muhammadiyah. Baginya, mejadi suatu keharusan penguasaan ilmu harus disertai pengamala di kehidupan nyata dalam bentuk aksi. Sebagai contoh berdirinya beragam amal usaha Muhammadiyah merupakan wujud pengejawantahan dari beragam ilmu yang telah dipahami dan dikuasai.

Menurut KH. Ahmad Dahlan, pencapaian tujuan pendidikan terealisasi ketika proses pendidikan bersifat integral. Dalam arti, peserta didik harus memiliki empat kecerdasan (intelektual, spritual, emosional dan social) secara paripurna. Dengan demikian, proses pendidikan akan mampu menghasilkan ”intelektual-ulama” yang berkualitas. Guna mewujudkan peserta didik yang demikian, menjadi sebuah keharusan pendidikan diimbangi dengan ilmu agama dan umum. Sejatinya ilmu umum merupakan salah satu sarana peserta didik mengenal kehidupan sosial, budaya, ekonomi, politik serta mencapai kehidupan yang bahagia baik di dunia maupun di akhirat, oleh karena konsep pendidikan dalam al-Qur‟an dan Hadis tidak membeda-bedakan antara ilmu agama dan ilmu umum.

Dalam konsep kebebasan berpikir, KH. Ahmad Dahlan menjelaskan bahwa penyebab utama kemunduran peradaban umat Islam adalah pola konservatif dalam berpikir atau kejumudan pemikiran yang dimiliki dan cara pandang terhadap masa yang akan datang (futuristic thinking) sehingga umat Islam tertinggal dengan umat yang lain. Itu sebabnya, kebebasan berpikir merupakan atribut penting yang menjadikan manusia sebagai pedoman dalam perbuatannya, sedangkan kemauanlah yang menjadi pendorong perbuatan manusia. Artinya, melalui pengetahuan itu manusia menjadi lebih mampu untuk melanjutkan tugas kekhalifahannya di muka bumi serta mampu memposisikan diri lebih tinggi dibanding makhluk lainnya dengan syarat adanya kebebasan berfikir merupakan upaya untuk mencapai pengetahuan.

Halaman:

Editor: Alif Niyu Ramdhan Rusyadi

Sumber: Rusmana, M.Pd (SMAN 1 Pangalengan Kab. Bandung)


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah