Konsep Pendidikan Tokoh Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara

- 30 April 2024, 15:30 WIB
Biografi Ki Hajar Dewantara dan kaitannya dengan dunia pendidikan
Biografi Ki Hajar Dewantara dan kaitannya dengan dunia pendidikan /@bepe20/Instagram

MUDANESIA - Pandangan Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan (opvoeding) dengan pengajaran (onderwijs) sangatlah berbeda. Menurutnya pengajaran merupakan pendidikan dengan memberikan ilmu pengetahuan serta keterampilan yang mempengaruhi kecerdasan pada anak-anak, yang bermanfaat untuk hidup lahir batin anak-anak (Tauchid dkk.,1962). Sedangkan pendidikan menurut beliau adalah upaya kebudayaan yang berazaskan keadaban untuk memberikan dan memajukan tumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek) dan tubuh anak yang selaras dengan dunianya. Oleh sebab itu segala alat, usaha, dan cara pendidikan harus sesuai dengan kodratnya keadaan yang tersimpan dalam adat istiadat setiap rakyat (Dewantara, 1962). Dengan kata lain, menurut beliau bahwa tujuan pendidikan adalah memajukan kesempurnaan hidup, yaitu kehidupan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya. Dengan demikian, pendidik menuntun anak pada kehidupan yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.dimana mereka tinggal dan bersosialisasi.

Manifestasi tujuan pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara diwujudkan dalam azas-azas pendidikan yang dianut oleh Perguruan Taman Siswa yang merupakan organisasi yang beliau bentuk sebagai alat perjuangan. Rentang waktu tahun 1922 sampai 1947, Ki Hadjar Dewantara dengan Taman Siswanya memiliki azas yang disebut sebagai azas 1922. Penyebutan azas ini bertujuan untuk dapat membedakan antara azas 1922 dengan dasar-dasar yang diberlakukan pada tahun 1947 sebagai kristalisasi dari azas sebelumnya. Azas ini merupakan landasan perjuangan beliau bersama Taman Siswa yang diperlukan pada waktu itu dimana di dalamnya menjelaskan karakteristik perjuangan Taman Siswa pada umumnya.

Rentang waktu 1947 sampai dengan sekarang, menggunakan dasar-dasar 1947 yang bersumber dari panca darma yang merupakan kristalisasi dari azas 1922. Azas inilah yang menjadi pedoman gerak dan langkah perjuangan Ki Hadjar Dewantara dengan Taman Siswa. Dalam dasar dasar 1947 mengandung petunjuk terkait corak dan system/paradigma pendidikan yang dicita-citakan oleh beliau. Dasar kemanusiaan, kebangsaan, dan kebudayaan berkaitan dengan menerima, memelihara, melanjutkan kebudayaan, dan memperluas pendidikan, serta memberi corak pendidikan nasional. Sementara dasar kodrat hidup dan dasar kemerdekaan menentukan sistem pendidikan yaitu pendidikan sistem among.

Pendidikan dalam konteks yang sesungguhnya, sebagaimana diyakini juga oleh Ki Hadjar Dewantara, adalah menyangkut upaya memahami dan menganyomi kebutuhan peserta didik sebagai subyek pendidikan. Dalam konteks itu, tugas pendidik adalah mengembangkan potensi-potensi peserta didik, menawarkan pengetahuan kepada peserta didik dalam suatu dialog. Dalam prakteknya, beliau membagi hirarti pengembangan pengetahuan peserta didik dalam tiga tingkatan yaitu cipta, rasa, dan karsa atau penalaran, penghayatan, dan pengamalan. Semuanya itu dimaksudkan untuk memantik dan mengungkapkan gagasan-gagasan peserta didik tentang suatu topik tertentu sehingga yang terjadi adalah pengetahuan tidak ditanamkan secara paksa tetapi ditemukan, diolah dan dipilih oleh peserta didik. Dalam perspektif itulah beliau memaknai pendidikan sebagai aktivitas “mengasuh”.***

Editor: Alif Niyu Ramdhan Rusyadi

Sumber: Rusmana, M.Pd (SMAN 1 Pangalengan Kab. Bandung)


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah