Network
MUDANESIA - Sampah masih menjadi persoalan besar di Indonesia.
Berdasarkan studi mengenai pengelolaan sampah yang dilakukan Unilever Indonesia, bekerjasama dengan Sustainable Waste Indonesia (SWI) dan Indonesian Plastics Recyclers (IPR), diketahui bahwa proses daur ulang masih belum maksimal dan merata.
Di Pontianak, Kalimantan Barat, lulusan program ekonomi kreatif di Amerika Serikat, Mohamad Hafiz Waliyuddin menciptakan jasa pengambilan sampah yang dinamakan Angkuts.
Baca Juga: Penonton Ikatan Cinta, Siapkan Tisu, Akhirnya Al Katakan Cinta Kepada Andin, Nino Rusak Momen Mesra?
Sebagai contoh di Pontianak, salah satu kota terbesar di Kalimantan itu, sampah rumah tangga dan lainnya sering menumpuk di lingkungan perumahan dan di beberapa titik jalanan.
Ditambah lagi, kurangnya sumber daya manusia untuk membawa sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). TPA Batulyang
Data Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Pontianak, tiap harinya terdapat 356-390 ton timbunan sampah. Yang dapat ditangani Pemkot Pontianak 300 ton per hari.
Baca Juga: Perlu Tahu, Bocoran Pendaftaran Gelombang 12, Syarat , dan Cara Daftar Kartu Prakerja
Menurut Hafiz, sekitar 60 persen sampah itu dapat didaur ulang.
Dengan aplikasi Angkuts yang berbasis android, tersedia jasa mengangkut sampah ke TPS atau bank sampah. Modelnya mirip dengan kurir makanan berbasiskan aplikasi.
"Bedanya ini mengangkut sampah," kata Hafiz dalam Channel Youtube Inspirasi Indonesia.
Baca Juga: Digusur Leicester City, Liverpool Berdarah-darah Lawan MU di Derbi Barat Laut
Sebelum diangkut, sampah harus dipilah dulu. Setidaknya ada 6 jenis sampah yang bisa diangkut dengan aplikasi Angkuts antara lain gelas air mineral, botol plastik, kaleng alumunium, kertas HVS, kertas koran, dan kardus.
Hafiz menyebutkan driver Angkuts merupakan petugas kebersihan. Sejak 2016, aplikasi ini dijalankan. Hafiz mengatakan rata-rata driver bisa mendapatkan Rp6,2 juta per bulan dari jasa mengangkut sampah. ***
