Doa Rasulullah SAW untuk Mengusir Jin: Arab, Latin, dan Artinya

- 22 Desember 2023, 13:10 WIB
Illustrasi
Illustrasi /

MUDANESIA - Jin menurut bahasa memiliki asal kata ijtinan yang artinya tersembunyi. Jin juga berarti sesuatu yang tersembunyi dan halus atau tidak terlihat. Adapun menurut istilah jin ialah penghuni alam gaib dan bersifat immaterial.

Jin juga adalah Salah satu makhluk gaib yang diciptakan Allah untuk menjalani kehidupan di muka bumi ini. Walaupun hidup dalam dimensi yang berbeda dengan manusia, terkadang ada saja jin yang “merangsek” masuk dalam kehidupan manusia.

Jin merupakan makhluk yang Allah ciptakan dari api dan bersifat gaib. Oleh sebab itu wujud jin tidak dapat dilihat oleh manusia. Tidak diragukan bahwa jin diciptakan lebih dahulu daripada penciptaan manusia. Al-Qur’an sebenarnya sudah sangat jelas menggambarkan mengenai penciptaan jin dan perbedaannya dengan penciptaan manusia.

Akibatnya, kadang ditemukan ada rumah, kantor, atau tempat lain yang dihuni dan diganggu oleh makhluk supranatural tersebut.

Selain itu, terkadang jin juga mengganggu dan masuk dalam tubuh manusia sehingga terjadi kesurupan. Ada pula jin yang mengganggu dengan cara yang sulit dideteksi seperti tumbuh rasa malas beribadah, cemas, gelisah, selalu lupa jumlah rakaat shalat, sakit yang tidak ditemukan penyakitnya secara medis, dan sebagainya.

Baca Juga: Kisah Anak Santri Flores yang Bermimpi Jadi Hafizh Qur'an

Dalam kondisi tersebut, upaya yang bisa diakukan adalah mengusir jin dengan cara membaca ayat-ayat suci Al-Quran. Namun, terkadang bacaan ayat-ayat Al-Quran tidak mempan untuk mengusirnya, seperti yang pernah terjadi di zaman Rasulullah.

Dikisahkan Ibnu Mas‘ud, suatu malam Rasulullah didatangi jin ifrit yang membawa obor api di tangannya. Pendapat lain mengatakan di malam isra-mi’raj. Saat itu, beliau kemudian membaca ayat-ayat Al-Quran.

Namun, tak ada reaksi apa-apa kecuali jin itu semakin mendekat. Maka malaikat Jibril menawarkan kepadanya, “Maukah jika aku ajarkan kepadamu beberapa kalimat yang jika engkau membacanya, maka ia akan jatuh tersungkur dan obornya akan mati?” (HR. Malik, an-Nasa’i, ath-Thabrani, dan yang lain).

Baca Juga: Kemeriahan Rangkaian Hari Santri Nasional 2023 Kecamatan Sedong Kabupaten Cirebon

Halaman:

Editor: Tatos Ridwan A. Fauzi

Sumber: Tim Layanan Syariah, Ditjen Bimas Islam, Kementrian Agama RI


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah