Runny dan Faradina Tanggapi Film Siksa Kubur

- 27 Maret 2024, 06:00 WIB
Instagram: @comeandseepictures
Instagram: @comeandseepictures /

MUDANESIA - Bagi Runny Rudiyanti dan Faradina Mufti, Film "Siksa Kubur" bukan hanya sekedar karya seni melainkan sebuah pemikiran dan konsep setelah kematian.

"Naskah 'Siksa kubur' membuat saya berpikir akan konsep siksa sebagai balasan di dunia, hidup setelah kematian, dan hukuman setelah kematian. Ini membuat saya berpikir, percaya atau tidak, apa yang dilakukan di dunia pasti ada balasannya dengan cara lain, dan tidak harus langsung, serta tidak harus dalam bentuk yang sama," ujar Runny.

Dikesempatan selanjutnya, Mufti mengajak untuk berkaca diri tentang konsep siksa kubur itu sendiri. Baginya, banyak orang sekarang yang lebih cenderung tidak memikirkan orang sekitar tanpa memikirkan dampaknya.

"Harus lebih berkaca diri aja, kalo kita kan sekarang banyak orang yang lebih mementingkan dirinya sendiri, tanpa melihat sebenernya bagaimana. Apakah yang dilakukan di dunia ini sudah bermanfaat bagi diri sendiri dan orang sekitar," ujar Faradina.

Baca Juga: Film 'Badarawuhi di Desa Penari' Akan Tayang Di Luar Negeri

Artinya, bukan seberapa baik atau buruk melainkan tindakan yang bermanfaat.

"Penting untuk merenungkan apakah tindakan kita sudah memberikan manfaat bagi orang lain, dan hal ini akan tecerminkan dalam film ini," ujar Faradina.

Siksa Kubur" bercerita soal Sita yang diperankan oleh Faradina Mufti tak percaya agama, setelah kedua orang tuanya jadi korban bom bunuh diri.

Sejak saat itu, tujuan hidup Sita hanya satu, yakni mencari orang yang paling berdosa dan ketika orang itu meninggal, Sita ingin ikut masuk ke dalam kuburannya untuk membuktikan bahwa siksa kubur tidak ada dan agama tidak nyata. Namun, ada konsekuensi yang mengerikan bagi mereka yang tak percaya.

Halaman:

Editor: Tatos Ridwan A. Fauzi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x