Genjot Nilai Ekspor Perikanan, Menteri Trenggono Beberkan Langkah yang Bakal Diambil KKP

12 Januari 2021, 05:00 WIB
Sakti Wahyu Trenggono Menteri KKP Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul PROFIL Sakti Wahyu Trenggono Menteri KKP Pengganti Edhy Prabowo: Pernah Jual Kambing Demi Kuliah, https://www.tribunnews.com/nasional/2020/12/22/profil-sakti-wahyu-trenggono-menteri-kkp-baru-relawan-jokowi-2019-pernah-jual-kambing-demi-kuliah. Penulis: garudea prabawati Editor: Tiara Shelavie /arahkata.pikiran-rakyat

MUDANESIA - Kualitas produk hasil perikanan ditargetkan mengalami peningkatan kualitas, demi menggenjot volume dan nilai ekspor di tahun 2021.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sudah menyiapkan sejumlah strategi untuk mencapai target tersebut.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan, strategi yang akan digunakan di antaranya berupa pembaruan alat uji, pengembangan sumber daya manusia, hingga penguatan pengawasan akan dilakukan untuk mencapai hal tersebut.

Baca Juga: Kantong Jenazah Berisi Bagian Tubuh dan Puing Sriwijaya Air, BPPT: Ikuti Arus Ke Arah Timur Tenggara

"Kita siapkan yang terbaik, kita beli kalau perlu," ujar Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono saat rapat bersama para pejabat Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Kelautan dan Perikanan (BKIPM) di Jakarta, Senin, 11 Januari 2021 seperti dikutip dari kkp.go.id.

Dengan pemutakhiran alat uji laboratorium, jelas Tenggono, pihaknya ingin produk perikanan yang diekspor bebas virus dan patogen bahaya lainnya yang dapat mengganggu kesehatan pengonsumsi. Tentunya alat tersebut juga bisa dipakai untuk menguji produk perikanan yang masuk ke Indonesia.

Selama ini, KKP melalui BKIPM melibatkan pihak ketiga untuk membantu pengecekan kualitas produk perikanan, salah satunya universitas (kampus).

Baca Juga: Kasus Video Porno Menjerat Gisel Jadi Tersangka, Ujian Hati Terberat, Wijin: Yes, Tapi Nanti

Ke depannya, Trenggono berharap KKP lebih mandiri dalam menguji produk perikanan yang ada, baik itu ekspor maupun impor.

"Kita harus punya alat uji sendiri sebagai pembuatan keputusan, jangan bergantung pada pihak ketiga," tegasnya.

Menteri Trenggono menambahkan, peningkatan kualitas produk perikanan harus dimulai dari hulu. Jadi selain alat uji yang mutakhir, tim BKIPM dimintanya rutin turun ke lapangan untuk memastikan proses produksi di unit-unit pengolahan ikan berjalan sesuai standar.

Baca Juga: Ditetapkan Sebagai Tersangka Tiga Kasus Sekaligus, Berikut Rekam Jejak Kasus Hukum Rizieq Shihab

Pemutakhiran alat uji hingga penguatan pengawasan ini, diakuinya sebagai bagian dari langkah strategis dalam menyasar pasar internasional sebab hampir semua negara menerapkan standar tertentu untuk produk perikanan yang masuk (impor).

Apalagi ke depan Indonesia butuh perluasan pasar sebab saat ini KKP menggenjot produksi perikanan budidaya untuk komoditas udang vaname, ikan, dan rumput laut.

Menteri Trenggono optimistis Indonesia bisa jadi negara penghasil vaname terbesar mengalahkan India.

Baca Juga: Datang Wajib Lapor Sebagai Tersangka Video Syur di Waktu yang Berbeda, Gisel Menghindar Bertemu MYD?

Sementara itu, Kepala BKIPM Rina menjelaskan nilai ekspor tahun 2021 ditaksir mencapai USD6.05 miliar, naik sekitar USD1 miliar dari tahun sebelumnya. Sementara Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) targetnya Rp74,4 miliar.

Dengan adanya pemutakhiran alat uji dan penguatan pengawasan, nilai yang dicapai bisa jadi lebih tinggi. "Kalau kita bisa memperkuat laboratorium, jadi bisa dikerjakan di dalam. Itu pengaruhnya akan naik lagi angkanya," terang Rina.

Rina menambahkan, produk perikanan yang keluar dan masuk Indonesia harus bebas dari 37 jenis penyakit ikan. Meliputi 23 jenis virus, 5 jenis bakteri, 3 jenis jamur, dan 6 jenis parasit.***

Editor: Raden Bagja

Sumber: kkp.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler