Bedah Industri Fast Fashion dan Penyebab Keberlangsungannya Terhadap Perubahan Lingkungan Dunia

18 Januari 2024, 01:43 WIB
Bedah Industri Fast Fashion dan Penyebab Keberlangsungannya Terhadap Perubahan Lingkungan Dunia /Godisable Jacob
 

MUDANESIA - Mendengar kata 'Fast Fashion' bagi beberapa orang sudah tidak asing lagi, merek yang cukup terkenal mungkin langsung terlintas ketika membuka pembahasan mengenai industri fast fashion yang mendapatkan kritikan warga dunia.

Lalu apa itu industri fast fashion? Industri fast fashion adalah sebuah bisnis fashion dengan kualitas produk rendah dan harga terjangkau yang diproduksi dalam jumlah banyak dalam satu waktu. Fast fashion merujuk pada penyesuaian tren pasar dunia, dengan menawarkan produk terkini untuk menarik konsumen melalui pembaruan secara rutin produk dan diproduksi secara massal dengan tujuan penghematan biaya sehingga dapat dijual dengan harga yang lebih rendah.

Adanya ketimpangan dalam proses produksi, baik penggunaan bahan, pembuangan limbah, pabrik yang tidak memenuhi standar industri, pelanggaran hak kerja pegawai, hingga dampak pada penduduk setempat yang tempat tinggalnya dijadikan pembuangan limbah industri ini menjadi sorotan mengapa produk fast fashion dianggap begitu merugikan lingkungan, warga, hingga para tenaga pekerja.

Tercatat beberapa pelaku industri fast fashion menggunakan bahan kimia berbahaya yang sulit atau bahkan tidak dapat terurai seperti PFC, Fralat dan AP/APED. Fast fashion juga menyumbang 10% limbah tekstil, emisi karbon dan hampir 20% air limbah global sehingga menyebabkan makin memburuknya kondisi lingkungan dunia. Ditambah adanya fakta pelanggaran hak kerja dengan tidak diberikannya upah yang layak pada ratusan ribu pekerja menjadi daftar hitam mengapa industri fast fashion harus melakukan perbaikan total.

Meskipun beberapa perusahaan fast fashion telah melakukan praktik-praktik yang lebih ramah lingkungan, dengan menerapkan program daur ulang dan program penyaluran pada korban bencana, pengungsi dan pihak lain yang lebih membutuhkan untuk mengurangi penggunaan air dan energi serta target pengurangan emisi karbon, akan tetapi hal tersebut tidak menghasilkan perubahan yang signifikan, upaya tersebut dianggap hanya sebagai upaya sementara yang tidak membuahkan hasil karena tidak adanya transparansi dan hasil laporan kemajuan dari upaya tersebut.

Lalu bagaimana cara mengatasi semakin merebaknya tren fashion dunia?

1. Diperlukannya Riset Produk

Bagaimana kita dapat mengetahui suatu perusahaan memiliki transparansi terhadap jejak rantai pasokan? Beberapa perusahaan terbuka terhadap proses produksi yang mereka lakukan hingga bagaimana cara mereka melakukan penanggulangan limbah produksinya. Hal tersebut dapat kita pertimbangkan untuk kita dapat membeli produk tersebut atau tidak.

 

2. Memilih Kualitas Dibanding Kuantitas

Seperti yang kita ketahui produk fast fashion memiliki kualitas yang beragam, dan lebih mementingkan desain dan tampilan produk, sehingga kebanyakan dari produk fast fashion memiliki kualitas yang rendah.

Dengan membeli produk yang memiliki kualitas baik dan tahan lama dapat menekan angka limbah produksi sekaligus menghemat biaya pengeluaran.

 

3. Menerapkan Gerakan Slow Fashion

Slow Fashion dapat diterapkan dengan fokus kepada kualitas, pemakaian jangka lama, sehingga diharapkan dapat mengurangi pembelian konsumen terhadap produk fast fashion, dengan beralihnya memilih pakaian yang lebih tahan lama dengan kualitas yang jauh lebih baik.

 

4. Adanya Inovasi Teknologi

Meski saran ini dianggap cukup memakan waktu lama untuk dapat diterapkan, namun dengan adanya inovasi dalam teknologi diharapkan dapat mendaur ulang produksi pakaian dengan cara yang lebih ramah lingkungan.

 

5. Mendaur atau Mendonasikan Pakaian

Lalu bagaimana jika kita menginginkan produk baru? Bagaimana cara mengatasinya? Daripada membuang, dan menghasilkan limbah baru selain dari produsen, kita pun selaku konsumen ikut menyumbang limbah, maka lebih baik jika pakaian yang masih layak pakai dan sudah jarang digunakan didonasikan pada pihak yang membutuhkan, sehingga hal tersebut diharapkan dapat membantu pengurangan limbah pakaian yang menjadi sorotan dunia selain sampah plastik.

Meski metode ini masih sangat kecil kemungkinan untuk diterapkan, dan masih tipisnya kesadaran para konsumen fast fashion untuk disadarkan, namun dengan adanya kegiatan dan memberikan informasi mengenai dampak negatif dari fast fashion terhadap lingkungan dan kondisi kerja, diharapkan para konsumen dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana, mengingat dampak yang terjadi bukan hanya untuk mereka yang menggunakan, mereka yang tidak bersalah pun ikut merasakan***

Editor: Alif Niyu Ramdhan Rusyadi

Sumber: Nazwa Fauzya

Tags

Terkini

Terpopuler