Unjuk Rasa, Pedagang Malah Jadi Sasaran Rapid Test Antigen Tim Pemburu Covid-19

- 4 Januari 2021, 20:13 WIB
Pedagang kaki lima yang ikut melakukan unjuk rasa menjalani rapid test antigen.
Pedagang kaki lima yang ikut melakukan unjuk rasa menjalani rapid test antigen. /Polrestro Jakarta Timur

MUDANESIA - Sejumlah pedagang kaki lima berunjuk rasa menolak penutupan Jalan Inspeksi Saluran Banjir Kanal Timur (BKT), Jakarta Timur, DKI Jakarta, Senin 4 Januari 2021.

Alih-alih bisa menyampaikan aspirasinya, para pedagang yang berunjuk rasa itu malah jadi sasaran Tim Pemburu Covid-19. Para pedagang juga mesti menjalani rapid test antigen.

Tim Pemburu Covid-19, termasuk dari unsur polisi dan Satpol PP, melakukan rapid test antigen kepada para pedagang karena aksi unjuk rasa di kawasan Duren Sawit itu menimbulkan kerumunan.

Baca Juga: Info Loker Januari 2021, BPPT Beri Kesempatan untuk Lulusan SMK Kimia di Posisi Ini

Upaya tersebut sempat diwarnai cekcok mulut antara demonstran dengan petugas karena pedagang mengklaim telah menerapkan protokol kesehatan dalam aksi mereka.

Petugas pun terlibat aksi kejar-kejaran dengan sebagian demonstran dari kalangan ibu-ibu yang biasa berdagang di area tersebut.

"Jangan ada aksi, sebab kalian (demonstran) tidak memperoleh izin menggelar aksi unjuk rasa. Aksi ini menimbulkan kerumunan yang rawan penularan COVID-19," ujar salah satu petugas polisi melalui pengeras suara.

Baca Juga: Fakta Apa Lagi yang Bakal Ditemukan Nino tentang Al dan Roy? Ikatan Cinta Sesaat Lagi Di RCTI

Dikutip dari Antara, polisi juga menegur sebagian pedagang yang berunjuk rasa dengan membawa serta anak mereka dalam aksi tersebut.

Sebagian pedagang yang menolak dilakukan rapid test antigen akhirnya berhasil digiring petugas menuju meja pemeriksaan di Mapolrestro Jakarta Timur. Namun, sebagian pedagang kabur dari kejaran aparat.

Aksi unjuk rasa pedagang kaki lima itu dipicu oleh keputusan Wali Kota Jakarta Timur yang menutup akses Inspeksi BKT hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Baca Juga: Absen Pemeriksaan Kasus Video Syur 19 Detik, Gisel Unggah Video Gempi Menyanyi

Kebijakan penutupan jalan itu dilakukan untuk mengantisipasi kehadiran PKL yang berpotensi memicu kerumunan.

"Penutupan ini sampai ada keputusan lebih lanjut dari Pak Gubernur," ujar Wali Kota Jakarta Timur M Anwar.

Dalam aksi tersebut demonstran membawa keranda mayat sebagai visualisasi aksi dari kesulitan ekonomi yang mereka alami selama tidak bisa berdagang.

Halaman:

Editor: Setiono

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah