Virus Corona Bisa Bermutasi, Ahli Mikrobiologi Unpad Berikan Penjelasannya dalam Artikel Ini

- 5 Januari 2021, 20:30 WIB
Ilustrasi vaksin covid-19.
Ilustrasi vaksin covid-19. /PIXABAY/Torstensimon.

MUDANESIA - Baru-baru ini, sejumlah negara melaporkan adanya kasus mutasi baru dari virus Corona.

Mutasi baru dari virus Corona disinyalir lebih berbahaya dari virus lama.

Mencegah terjadinya pandemi akibat varian baru virus Covid-19, sejumlah negara menyiapkan langkah antisipasi mulai dari menjemput warga negaranya dari Inggris, hingga menutup bandara dari warga negara asing.

Baca Juga: Bikin Gisel Gelap Mata Khianati Gading Marten, Cek 13 Fakta MYD, Pemeran Pria Video Syur 19 Detik

Ahli Mikrobiologi Universitas Padjadjaran Dr. Mia Miranti, M.P., mengatakan, virus Corona termasuk ke dalam kelompok virus RNA. RNA merupakan salah satu jenis dari asam nukleat yang menjadi ciri bahwa virus dikategorikan sebagai makhluk hidup.

Hasil penelitian di beberapa jurnal ilmiah menyebut bahwa kelompok virus RNA mudah mengalami mutasi. Ketika virus Corona menginfeksi satu tubuh inang, maka RNA-nya akan melakukan replikasi atau berkembang biak.

“Replikasi virus ini tidak ada yang tidak menyebabkan penyakit pada inangnya, karena dia akan mengambil alih sistem kerja sel inang untuk proses reproduksi dia,” ujar Mia dikutip Mudanesia.com dari situs resmi Universitas Padjadjaran.

Baca Juga: Drone Bawah Laut di Makassar Serupa dengan yang Diproduksi 5 Negara Ini

Terkait Covid-19, Mia menyebut bahwa virus Corona sebenarnya sudah sering mengalami mutasi. Mutasi dilakukan untuk menyesuaikan diri dengan sel inangnya.

Sejak dari Wuhan, Tiongkok, virus Corona sudah mengalami mutasi sehingga dia mampu bertahan pada rentang suhu 5 – 10 derajat Celcius.

Ketika menyebar ke Iran dan kawasan Timur Tengah, Mia memperkirakan bahwa virus telah mengalami mutasi kembali yang memungkinkan dia tahan terhadap suhu panas.

Baca Juga: Tangani Temuan Drone China, Menhan Prabowo Subianto Ajak Publik Hentikan Polemik yang Seperti Ini

Virus Corona di Indonesia sendiri sudah mengalami mutasi. Laporan dari Eijkman Institute beberapa waktu lalu menemukan bahwa virus Corona di Indonesia memiliki strain yang berbeda dengan virus di Wuhan.

“Hanya saja proses mutasinya tidak seperti yang sekarang lagi heboh di Inggris,” tuturnya.

Pengajar di Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan llmu Pengetahuan Alam ini menyebut, ada kemungkinan proses mutasi di Inggris dipengaruhi oleh beberapa faktor, sehingga kemungkinan infeksinya lebih tinggi. Dengan kata lain, mutasi suatu virus bisa jauh lebih berbahaya jika dipengaruhi oleh sejumlah faktor.

Baca Juga: Diperiksa 11 Jam Kasus Video Syur dan Minta Maaf ke Publik, Michael Yukinobu Banjir Pujian Netizen

Karena mutasi setiap virus dipengaruhi oleh faktor inangnya, Mia berpendapat bahwa pengembangan vaksin mestinya disesuaikan dengan hasil mutasi virusnya.

“Vaksin Covid-19 di Indonesia seharusnya disesuaikan dengan karakter virus yang ada di Indonesia,” katanya. ***

Editor: Sofia Khansa

Sumber: Unpad.ac.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah