Prediksi Menkes Budi Sadikin Kenaikan Kasus yang Tinggi, 5 Temuan WHO Soal Omicron yang Bikin Cemas

- 29 Januari 2022, 08:30 WIB
Siap-Siap! Puncak Gelombang Omicron Diprediksi Bakal Serang Indonesia Pertengahan Bulan Depan. PIXABAY/Alexandra_Koch
Siap-Siap! Puncak Gelombang Omicron Diprediksi Bakal Serang Indonesia Pertengahan Bulan Depan. PIXABAY/Alexandra_Koch /

"Sebagian besar kasus Omicron adalah OTG (orang tanpa gejala) atau asimtomatik atau gejala sakitnya ringan. Jadi, hanya gejala pilek, batuk, atau demam yang sebenarnya bisa sembuh tanpa perlu dibawa ke rumahsakit," ujar Budi.

Berikut 5 temuan WHO terkait Omicron yang mencemaskan dunia:

Baca Juga: Jadwal dan Lokasi SAMSAT ONLINE SIM Keliling Kabupaten Bandung Hari Ini, Sabtu 29 Januari 2022

1. Menurut WHO, bukti awal menunjukkan mungkin ada peningkatan risiko infeksi ulang dengan omicron, di mana orang yang sebelumnya pernah terserang Covid-19 dapat terinfeksi ulang lebih mudah dengan varian ini.

2. Belum jelas apakah omicron lebih menular (lebih mudah menyebar dari orang ke orang) dibandingkan delta dan varian lainnya. Untuk saat ini, tes RT-PCR dapat mendeteksi strain.

3. WHO bekerja sama dengan mitra teknis untuk memahami dampak potensial dari varian ini pada vaksin.

Baca Juga: Jadwal Lokasi SIM Keliling Kota Bandung Hari Ini Sabtu 29 Januari 2022

4. Belum jelas apakah infeksi omicron menyebabkan penyakit yang lebih parah. Saat ini tidak ada informasi yang menunjukkan bahwa gejala yang terkait dengan Omicron berbeda dari varian lainnya.

5. Data awal menunjukkan peningkatan rawat inap di Afrika Selatan, tetapi ini mungkin karena meningkatnya jumlah keseluruhan orang yang terinfeksi, bukan akibat infeksi spesifik omicron. Infeksi awal yang dilaporkan termasuk di antara studi universitas di mana individu yang lebih muda yang cenderung memiliki gejala yang lebih ringan. Akan tetapi, memahami tingkat keparahan varian omicron akan memakan waktu berhari-hari hingga beberapa minggu.

Tingginya jumlah mutasi pada varian baru telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan komunitas ilmiah, karena sejumlah mutasi dapat membantu virus menghindari kekebalan.***

Halaman:

Editor: Raden Bagja


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah