MUDANESIA - Ini bukan cerita membangun rumah seperti biasanya. Tapi, ini tentang membangun perumahan di planet Mars. Anda bisa bayangkan?
ICON, perusahaan rumah cetak 3D yang berbasis di Austin, Amerika Serikat (AS), bekerja sama dengan NASA (badan antariksa AS) tengah mengembangkan proyek perumahan di Mars.
Eksperimen untuk membuat bahan membangun rumah di planet Mars tengan dicoba oleh ICON.
Baca Juga: Tak Diduga, Ini Komentar Susi Pudjiastuti terhadap Unggahan Pradesain Istana Negara di Ibukota Baru
ICON telah memulai eksperimen dengan melakukan simulasi peleburan debu bulan untuk digunakan dalam campuran semennya. Eksperimen tersebut dilakukan di laboratorium NASA.
"Saya pikir jenis peradaban yang belajar menjelajahi luar angkasa dan hidup di luar angkasa akan menjadi peradaban yang dapat menyelesaikan masalah," kata CEO ICON, Jason Ballard sebagaimana dikutip dari House Beautiful.
ICON memang memiliki latar belakang membuat perumahan 3D yang cukup baik.
Pada tahun 2018, ICON adalah perusahaan pertama di Amerika yang mendapatkan izin bangunan dan membangun rumah cetak 3D. Rumah di Austin, TX adalah bukti konsep yang menyatukan tim, investor, dan pelanggan kami untuk bergerak menuju masa depan.
Pada 2019, ICON juga bekerja sama dengan Industry West membuat rumah yang dicetak hanya dalam 27 jam. Rumah tersebut diperuntukkan bagi para tunawisma di Austin. Ia juga bermitra dengan New STory nirlaba untuk membangun komunitas di Meksiko dan Haiti.
" Hal paling langsung yang kami lakukan [untuk memangkas biaya dengan otomatisasi 3-D] adalah kami mengganti bahan dan tenaga kerja. Setelah memasukkan biaya modal untuk robot, tenaga kerja setelah itu gratis," kata Ballard.
Hal itu jadi pertimbangan utama ketika ingin membangun rumah di luar angkasa karena tidak ada pekerja yang tersedia di Mars. Rumah pun bakal dibangun oleh robot.
ICON bukan satu-satunya pihak yang tertarik membangun perumahan di Mars. Mereka tertarik dan bersemangat untuk membangun koloni manusia di planet tetangga Bumi itu.
Sebuah studio arsitektur, ABIBOO kini membuat serangkaian rencana konsep tentang seperti apa habitat manusia di Mars pada masa depan.
Baca Juga: Diisolasi Karena Positif COVID-19, Dua Tahanan di Kota Tasikmalaya Malah Kabur
Proyek kota Nüwa, Mars adalah bagian dari karya ilmiah yang diselenggarakan oleh The Mars Society dan dikembangkan oleh jaringan SONet, sebuah tim ilmuwan dan akademisi internasional. Studio arsitektur ABIBOO telah membuat desain kota dan hunian berdasarkan penelitian ilmiah terbaru.
“Pembelajaran yang kami peroleh dengan mengembangkan kota yang berkelanjutan di Mars memberi kami begitu banyak pengetahuan, ide, dan wawasan, tentang hal-hal yang dapat kami lakukan secara berbeda di Bumi,” kata Muñoz.
Sebuah desain menunjukkan bagaimana koloni manusia akan hidup di Mars nantinya. Dari desain tersebut, diketahui manusia nantinya akan hidup dalam sebuah koloni di sebuah tempat semacam kota.
Baca Juga: Aa Umbara Tersangka Korupsi Bansos COVID-19, Netizen Ceramah Karma Sampai 7 Keturunan
Secara keseluruhan, tempat itu berisi lima kota dan ibukotanya disebut Nüwa. Kota tersebut memiliki rumah, kantor, dan ruang hijau, yang semuanya dibangun di sisi tebing untuk melindungi penghuninya dari tekanan atmosfer dan radiasi.
Kota Nüwa berada di lereng salah satu tebing Mars dengan akses air yang melimpah, terletak di Tempe Mensa. Untuk menciptakan hubungan emosional dengan Bumi, tim desain telah menyertakan ruang alami yang luas dan dibuat secara artifisial di Nüwa.
Ruang tersebut diberi nama ‘Green-Domes’ alias ‘Kubah Hijau’. Terdapat dua jenis Green-Domes, yang pertama memungkinkan kehadiran manusia di dalamnya, sekaligus menjadi taman. Sementara yang kedua, menyertakan vegetasi percobaan di lingkungan dengan atmosfer Mars murni.
Untuk tetap bisa membuat manusia hidup, oksigen sebagian besar diproduksi oleh tumbuhan, sementara makanan 90 persen berbasis tumbuhan dan energinya berasal dari panel surya.
Tinggal di planet Mars bukanlah hal yang mudah. Ukuran planet yang setengahnya Bumi, tekanan atmosfer yang tidak cocok untuk manusia, hingga radiasi yang mematikan di permukaan, membuat manusia harus pintar-pintar mencari cara agar bisa bertahan dari kerasnya planet tersebut.
“Kami harus melakukan banyak analisis berdasarkan komputasi dan bekerja dengan para ilmuwan untuk mencoba memahami keadaan apa yang akan kami hadapi,” kata pendiri studio arsitektur ABIBOO, Alfredo Muñoz, dilansir Euronews.
Tantangan yang spesifik yang akan dihadapi adalah gravitasi yang hanya sepertiga dari Bumi. Kemudian, ketersediaan oksigen.
“Air adalah salah satu keuntungan besar yang ditawarkan Mars, sangat membantu mendapatkan bahan yang tepat untuk konstruksi. Pada dasarnya, dengan air dan Co2, kita bisa menghasilkan karbon dan dengan karbon, kita bisa menghasilkan baja,” kata Muñoz.
Muñoz menerangkan, manusia akan memulai konstruksi kota di Mars pada tahun 2054 mendatang dan mulai dibangun pada tahun 2100, yaitu ketika komunitas pertama dapat mulai tinggal di sana.
Perjalanan dari Bumi ke Mars sendiri diprediksi akan memakan waktu selama enam bulan. Itu merupakan waktu yang didapat jika posisi Mars dan Bumi saling berdekatan, yang bisa terjadi dalam dua tahun sekali.***