Network
MUDANESIA - Hari ini, 9 Zulhijah 1445 H atau 15 Juni 2024, jamaah haji dari seluruh dunia, termasuk Indonesia, melaksanakan prosesi wukuf di Arafah. Wukuf dimulai setelah tergelincirnya matahari (waktu Zuhur) pada hari Arafah dan merupakan salah satu rukun haji yang paling penting.
Anggota Media Center Kementerian Agama, Widi Dwinanda, menyampaikan bahwa selama wukuf, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi akan mengadakan khutbah wukuf dan salat berjamaah di tenda utama serta di setiap tenda jamaah, yang dipimpin oleh para pembimbing ibadah.
“Khutbah wukuf di tenda utama akan disampaikan oleh Habib Ali Hasan Al Bahar, Lc, MA. Setelahnya, salat berjamaah jamak qashar Zuhur dan Asar dengan imam KH. Agus Ma'arf, Lc, MA, dilanjutkan zikir dan doa wukuf yang dipimpin oleh Habib Ibrahim Lutfi bin Ahmad Al-Attas,” terang Widi dalam keterangan resmi Kemenag di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Sabtu (15/06/2024).
Baca Juga: BPKH Berharap Revisi UU 34 Tahun 2014 Dapat Tekan Biaya Haji
Widi mengingatkan jamaah untuk memanfaatkan kesempatan ini dengan memperbanyak zikir, membaca talbiyah, menggaungkan kalimat tauhid, dan membaca Al-Qur’an. Ia menekankan bahwa Arafah adalah tempat yang mustajab untuk berdoa dan mengharapkan doa mereka dikabulkan serta dosa diampuni oleh Allah.
Bagi jamaah yang sakit, Widi berpesan untuk bersabar dan tabah, serta tetap menjaga salat lima waktu. Jika tidak mampu salat dengan berdiri, mereka boleh salat sambil duduk atau berbaring di tempat tidur, atau jika terpaksa, dengan isyarat. Ia juga mengingatkan untuk menjaga kesehatan dengan memperbanyak minum air putih, makan tepat waktu, tetap berada di dalam tenda, minum obat yang dianjurkan dokter, dan istirahat yang cukup.
Baca Juga: Petugas Haji Indonesia Sebanyak 437 Orang Segera Diberangkatkan ke Tanah Suci
Sekitar pukul 19.00 waktu Arab Saudi, jamaah haji akan diberangkatkan dari Arafah ke Muzdalifah. Tahun ini, PPIH memberlakukan skema murur bagi jamaah haji risiko tinggi, lanjut usia, disabilitas, pengguna kursi roda, dan pendampingnya. Skema ini memungkinkan mereka mabit di Muzdalifah dengan cara melintas tanpa turun dari bus, langsung menuju tenda Mina.
