Drone Bawah Laut di Makassar Serupa dengan yang Diproduksi 5 Negara Ini

5 Januari 2021, 11:41 WIB
Drone bawah laut /Mantrasukabumi/


MUDANESIA - Benda asing tak berawak atau drone ditemukan oleh nelayan di perairan Pulau Bonerate, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan pada 26 Desember 2020.

Drone bawah laut atau sea glider itu disebut milik negara lain. Adanya drone bawah laut itu diduga dikirim untuk berbagai hal yang bisa membahayakan Indonesia.

Drone bawah air itu memasuki perairan Indonesia pada pengujung Desember 2020. Saat ini, drone telah diamankan di Pangkalan TNI Angkatan Laut Makassar.

Baca Juga: Lanjutan Sidang Praperadilan Rizieq Shihab, Jawaban Polda Metro Jaya, Kuasa Hukum: Mohon HRS Hadir

Mengenai asal-usul drone bawah laut itu, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan bahwa tidak ada ciri-ciri khusus yang menandakan drone bawah laut itu dikirim oleh negara mana.

Dia pun memberikan waktu sebulan kepada Kepala Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut untuk membongkar dan meneliti data yang ada di dalam drone untuk mengetahui negara pemilik.

Yudo menegaskan Indonesia hingga kini belum memiliki alat tersebut.

Baca Juga: Teddy ke Pengadilan Agama Bandung, Soal Warisan Lina Jubaedah, Sule: Nggak Ada Urusan Sama Saya!

"Tapi sebenarnya tanpa alat itu kita bisa, sudah memiliki alat yang hampir sama dengan ini. Kita bisa buat peta, menetukan kedalaman, melihat arus sudah bisa," jelas Yudo saat menggelar konferensi pers di Jakarta.

Namun sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Prancis, China, Jepang dan Kanada bisa memproduksi alat tersebut kata dia.

Meski demikian, hingga kini pun tidak ada negara yang mengklaim drone bawah laut itu.

Baca Juga: Tangani Temuan Drone China, Menhan Prabowo Subianto Ajak Publik Hentikan Polemik yang Seperti Ini

"Sehingga nanti akan kita laporkan melalui Kemlu untuk penemuan ini," tambah Yudo.

Drone bawah laut yang ditemukan oleh nelayan kata dia terbuat dari alumunium dengan dua sayap berukuran 50 sentimeter dan panjang bodi 225 sentimeter.

"Kemudian terdapat instrumen mirip kamera di body dan memiliki panjang antena 93 sentimeter," kata Yudo.

Baca Juga: Prediksi Tahun Kerbau Logam, Pemilik 4 Shio Ini Kurang Beruntung di Berbagai Sisi, Berhati-hatilah

TNI AL kata dia akan memperketat pengawasan terhadap kapal riset milik asing yang ada di perairan Indonesia terkait hal ini.

Juru bicara Menhan, Dahnil Anzar Simanjuntak dalam akun Instagram @dahnil_anzar_simanjuntak, mengatakan Menhan Prabowo Subianto sejak awal berkomitmen untuk memperkuat pertahanan Indonesia.

"Itulah mengapa beliau melakukan muhibah kebanyak negara produsen alutsista terbaik, untuk mendapatkan alutsista terbaik pula untuk memperkuat pertahanan Indonesia, baik Laut, udara dan darat, dan juga untuk kepentingan memperkuat diplomasi pertahanan tentunya," tulisnya. ***

Editor: Sofia Khansa

Tags

Terkini

Terpopuler