MUDANESIA - Yenny Wahid memutuskan untuk mundur sebagai Komisaris Independen Garuda Indonesia. Langkah itu dilakukan terlalu banyak biaya yang harus dikeluarkan Garuda Indonesia, termasuk menggaji komisaris.
"It's time to say goodbye," tulisnya di akun Instagram @yennywahid, beberapa hari lalu.
Yenny menilai langkah kecilnya dengan mundur dari jabatannya, dapat membawa manfaat bagi Garuda Indonesia.
Baca Juga: Ikatan Cinta 16 Agustus 2021: Aldebaran Tegaskan Elsa Akan Lebih Menderita Menjalani Hukumannya
Disebutkan Yenny, sektor aviasi jadi salah satu sektor paling terpukul oleh pandemi, termasuk Garuda Indonesia.
"Pendapatan menurun drastis, sementara biaya-biaya masih tinggi," ucapnya.
"Untuk membantu mengurangi biaya-biaya yang dikeluarkan Garuda, saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari posisi saya sebagai komisaris independen," ujarnya.
Yenny mengharapkan berhentinya ia dari posisinya itu akan dapat mengurangi pembiayaan Garuda Indonesia. "Sehingga bisa lebih lincah mengudara."
Kendati demikian, Yenny tetap berkomitmen untuk menyelamatkan Garuda Indonesia. Yenny mengatakan dirinya akan selalu ada untuk Garuda Indonesia meskipun dia tidak lagi menjadi bagian di dalamnya.
Selain Yenny, Triawan Munaf dan Peter Gontha juga turut mengundurkan diri.
Baca Juga: Buron Setahun, Elan Terpaksa Meregang Nyawa Karena Melawan Saat Akan Ditangkap
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), pada 13 Agustus 2021, Kementerian BUMN di bawah kepemimpinan Menteri Erick Thohir memangkas direksi dari 8 menjadi 6 orang, sementara komisaris dari 5 orang menjadi 3 orang saja.
Komisaris Utama yang sebelumnya dijabat Triawan Munaf, eks Kepala Badan Ekonomi Kreatif, kini digantikan oleh Timur Sukirno, partner dari Hadiputranto Hadinoto & Partners (HHP), sebuah law firm top di Indonesia.
Dua komisaris lainnya yakni tetap dijabat Chairal Tanjung dan satu lagi Komisaris Independen Abdul Rachman, menggantikan Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid atau Yenny Wahid.***