Kecewa Keadaan Sosial Politik Negara, Kaum Muda Di AS dan Eropa Cenderung Jadi Konservatif

- 13 April 2024, 11:00 WIB
 Ilustrasi warga Amerika Serikat.
Ilustrasi warga Amerika Serikat. /pixabay.com/Free-Photos

MUDANESIA - Lembaga penelitian internasional Glocalities yang melakukan penelitian terhadap para generasi muda di Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya merilis hasil penelitian kepada Reuters, menunjukkan hasil yang cukup mengejutkan yaitu meningkatnya rasa putus asa dan kekecewaan para generasi muda di Amerika Serikat dan juga beberapa negara di eropa, asia dan Afrika terhadap politik dan keadaan sosial masyarakat. Terlebih bagi kalangan pria muda. Bahkan, kategori pria muda di AS ini kini menjadi lebih konservatif.

Selain di Amerika Serikat, survei ini juga menjaring responden di 20 negara yang dengan konteks pertanyaan terkait pemilihan presiden AS pada bulan November 2024 nanti dan sejumlah besar suara di seluruh dunia, termasuk pemilihan parlemen Uni Eropa pada bulan Juni 2024 yang akan datang.

Survei ini juga untuk menentukan posisi para responden dalam skala optimisme antara harapan dan keputusasaan selain itu juga pada skala lain yaitu antara 'kontrol' dan 'kebebasan' atau dengan kata lain terkait dengan konservatisme dan liberalisme.

Baca Juga: Pelatihan Literasi Pemanfaatan Media Sosial oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia

Menurut kepala penelitian di Glocalities Martijn Lampert, mengungkapkan bahwa ada kecenderungan jika sebagian besar generasi muda di seluruh dunia merasa dikecewakan oleh keadaan atau kondisi politik dan sosial masyarakat yang ada di negaranya.

Dirinya mencontohkan, adanya lonjakan keputusasaan di kalangan generasi muda di Amerika Serikat terkait kondisi politik dan sosial masyarakat di negaranya bahkan jauh melebihi peningkatan keputusasaan di kalangan generasi muda di negara-negara Uni Eropa.

Ada sebanyak 14.526 orang muda di Amerika Serikat yang telah disurvei antara tahun 2014 dan 2023, termasuk di antaranya ada 2.242 pria yang berusia 18 hingga 34 tahun. Hasilnya, cukup mengejutkan yaitu para pria muda tersebut menjadi lebih konservatif dalam menjawab survei. Dengan kata lain mereka lebih memilih "Kontrol Politik" daripada "Kebebasan Politik".

Bahkan di beberapa negara eropa, kini“perasaan putus asa, kekecewaan dan pemberontakan generasi muda terhadap nilai-nilai kosmopolitan mulai memunculkan ide ide dan partai-partai radikal sayap kanan anti kemapanan. Ditambah, adanya media sosial yang dengan mudah menarik para pria muda yang cukup konservatif untuk memilih hal yang lebih ekstrem dan radikal.

Survei ini dilakukan di Australia, Belgia, Brasil, Kanada, China, Prancis, Jerman, India, Italia, Jepang, Meksiko, Belanda, Polandia, Rusia, Afrika Selatan, Korea Selatan, Spanyol, Turki, Inggris, dan Amerika Serikat dengan jumlah mencapai 300.000 survei yang mewakili hampir 60% populasi global dunia.

Halaman:

Editor: Tatos Ridwan A. Fauzi

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x