Jaga Kestabilan Rupiah, Bank Indonesia Lakukan Sejumlah Langkah Usai Libur Lebaran

- 16 April 2024, 19:00 WIB
Arsip foto - Petugas menata uang tunai di Mandiri Cash Center, Jakarta, Rabu (3/4/2024). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wpa/pri.
Arsip foto - Petugas menata uang tunai di Mandiri Cash Center, Jakarta, Rabu (3/4/2024). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wpa/pri. /

MUDANESIA - Bank Indonesia (BI) telah mengambil sejumlah langkah penting untuk menjaga stabilitas rupiah setelah libur Lebaran, di tengah meningkatnya konflik di Timur Tengah dan perubahan ekonomi Amerika Serikat (AS).

"Selama libur Lebaran, pasar non-deliverable forward (NDF) IDR di luar negeri telah menembus angka di atas Rp16.000, atau sekitar Rp16.100, sehingga rupiah dibuka pada kisaran angka tersebut," ujar Kepala Departemen Pengelolaan Moneter (DPM) BI Edi Susianto kepada Media di Jakarta, hari Selasa.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan BI untuk menstabilkan nilai tukar rupiah, yakni dengan menjaga keseimbangan supply-demand valuta asing (valas) di pasar melalui triple intervention khususnya di spot dan domestic non-deliverable forward (DNDF).

Baca Juga: 6 Aplikasi Investasi Reksadana Yang Stabil dan Menguntungkan

BI juga meningkatkan daya tarik aset rupiah untuk mendorong aliran modal masuk asing (capital inflow), seperti melalui daya tarik Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan hedging cost.

Kemudian, BI akan melakukan koordinasi dan komunikasi dengan pemangku kepentingan terkait, seperti pemerintah, Pertamina dan lainnya.

Edi mengatakan selama periode libur Lebaran terdapat perkembangan di global di mana rilis data fundamental Amerika Serikat makin menunjukkan bahwa ekonomi Amerika Serikat masih cukup kuat seperti data inflasi dan retail sales yang di atas ekspektasi pasar.

Baca Juga: 5 Investasi Untuk Pemula Dengan Profit Konsisten di Tahun 2024

Selain itu, memanasnya konflik di Timur Tengah khususnya konflik Iran dan Israel turut mempengaruhi perubahan nilai tukar rupiah.

Dengan perkembangan tersebut, sentimen risk-off di pasar semakin menguat, menyebabkan mata uang emerging market, terutama di Asia, melemah terhadap dolar AS.

Selama periode libur Lebaran, indeks dolar AS mengalami peningkatan signifikan, dari 104 menjadi lebih dari 106, dan bahkan pada Selasa pagi (16/4/2024) telah mencapai 106,3.

Oleh karena itu, Bank Indonesia akan terus memantau perkembangan global dan domestik serta secara proaktif mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilisasi nilai tukar rupiah.***

Editor: Tatos Ridwan A. Fauzi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x