MUDANESIA - Isra Mi’raj merupakan peristiwa yang sangat agung. Allah swt memberikan keistimewaan pada Nabi Muhammad saw untuk melakukan Rihlah (perjalanan) mulia.
Rihlah itu dilakukan bersama Malaikat Jibril dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsha. Kemudian dilanjutkan dari Masjidil Aqsha menuju Sidratil Muntaha untuk menghadap Allah swt.
Tentunya, perjalanan Nabi Muhammad itu memberikan pelajaran bagi kita sebagai umatnya.
Baca Juga: Buntut Pemecatan Kader Demokrat, AHY Digugat Mantan Ketua DPR RI Marzuki Alie
Sebagaimana firman Allah swt. dalam Al-Qur’an surat Al-Isra’ ayat 1:
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjid Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Dzat yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. Al-Isra’: 1)
Syaikh Ali Muhammad Shalabi dalam karyanya, ‘Irdlu Waqai’ wa Tahlil Ihdats, juz 1 hal. 209 menyebutkan empat hikmah yang bisa kita jadikan pelajaran dibalik peristiwa Isra’ dan Mi’raj Nabi, sebagaimana dilansir dari Bincang Muslimah.