MUDANESIA - Boim si satpam baru di rumah Aldebaran Ikatan Cinta akhirnya mengaku sebagai penyusup yang memata-matai pergerakan keluarga Alfahri.
Riki yang menemukan Boim pingsan dan babak belur setelah dikeroyok Iqbal dan anak buahnya.
Saat dibawa kembali ke rumah Aldebaran dan diketahui kenyataan Boim sebagai penyusup, Aldebaran marah besar.
"Anda mata-matanya di rumah saya?" tanya Aldebaran.
Boim tak bisa lagi menyangkal setelah Riki menyaksikan apa yang terjadi padanya.
"Saya minta maaf, Pak," kata Boim lirih.
Mengingat apa yang terjadi pada Mama Rossa, Aldebaran tidak dapat menahan emosinya. Ia akan menghadiahi bogem mentah pada Boim.
Saat Aldebaran akan memukul Boim. Mama rossa datang mencegahnya. Mama Rossa meminta Aldebaran bersabar. Mama Rossa menyarankan Aldebaran tidak memakai cara-cara emosional.
"Pakai cara yang lebih halus, cara papa kamu," kata Mama Rossa.
Baca Juga: Boim Ungkap Pelaku Teror, Aldebaran Duet Riki Memburu Iqbal: Ikatan Cinta 7 Oktober 2021
Mama Rossa mengingatkan cara-cara Hartawan menjadikan penyusup menjadi mata-matanya. Si penyusup berjanji akan setia pada Hartawan.
"Kamu harus bisa memanfaatkan situasi siapa pelaku teror ini," ujar Mama Rossa.
Aldebaran menuruti permintaan ibunya. Ia akan menanyai Boim. Angga menemaninya.
Tapi, sepertinya tidak banyak informasi yang bisa dikorek dari Boim. Karena selama ini, Boim hanya menerima perintah dari Irvan. Itu pun jarang bertemu langsung.
Sepertinya cerita Aldebaran bertemu dengan dalan teror ini masih panjang. Mama Rossa ikut menanyai Boim.
"Apa benar kamu yang pasang penyadap di rumah ini?"
"Iya Bu. Saya yang melakukannya."
Boim juga mengakui ia yang menyimpan ikan busuk di lemari kamar Mama Rossa. Mama Rossa penasaran dengan motif teror yang dialami keluarga Alfahri.
Tapi Boim sepertinya tidak tahu motif Iqbal melakukan teror. Boim menceritakan ia dijadikan mata-mata Mama Rossa dengan menerima imbalan uang.
Boim melakukannya untuk membiayai pengobatan ayahnya. Tampaknya, pengakuan Boim ini juga tidak memberikan titik terang identitas dalang teror.***