Cerita Mistik Situ Buleud Jantung Kota Purwakarta: Mbah Jambrong Penunggu Danau Kerap Minta Tumbal

- 24 Februari 2022, 18:59 WIB
Cerita Mistik yang Melekat di Situ Buleud Jantung Kota Purwakarta
Cerita Mistik yang Melekat di Situ Buleud Jantung Kota Purwakarta /Instagram/

MUDANESIA - Cerita mistik di Kabupaten Purwakarta selama ini melekat dan hidup berdampingan dengan masyarakatnya. Misalnya, cerita-cerita mistik yang mewarnai lokasi Situ Buleud yang merupakan "jantung" Kota Purwakarta.

Dalam buku yang dikeluarkan Pemda Kab. Purwakarta, secara historis dapatlah diceritakan bahwa Purwakarta tidak terlepas dari sejarah perjuangan melawan pasukan VOC.

Sekira awal abad ke-17, Sultan Mataram mengirimkan sepasukan tentara yang dipimpin oleh Bupati Surabaya ke Jawa Barat dengan tujuan menundukkan Sultan Banten. Namun, dalam perjalanannya terbentur oleh pasukan VOC sehingga terpaksa mengundurkan diri.

Baca Juga: Spoiler dan Link Nonton Drama Korea Grid Episode 2 di Disney+ Hotstar

Setelah itu dikirimkan kembali ekspedisi kedua pasukan Mataram di bawah pimpinan Dipati Ukur dan ternyata mengalami nasib yang sama.

Akhirnya, untuk menghambat perluasan wilayah kekuasaan Kompeni (VOC), Sultan Mataram mengutus Panembahan Galuh (Ciamis) bernama R.A.A. Wirasuta yang bergelar Adipati Panatayudha atau Adipati Kertabumi III guna menduduki Rangkas Sumedang (sebelah timur Citarum) dan mendirikan benteng pertahanan di Tanjungpura, Adiarsa, Parakan Sapi, dan Kuta Tandingan. Setelah mendirikan benteng tersebut, Adipati Kertabumi III kemudian kembali ke Galuh dan wafat.

Nama Rangkas Sumedang itu sendiri berubah menjadi Karawang karena kondisi daerahnya berawa-rawa (Sunda = karawaan). Sultan Agung Mataram kemudian mengangkat putra Adipati Kertabumi III, yakni Adipati Kertabumi IV menjadi Dalem (bupati) di Karawang pada tahun 1656. Adipati Kertabumi IV ini dikenal juga sebagai Panembahan Singaperbangsa atau Eyang Manggung dan tinggal di ibu kota Karawang, Udug-Udug.

Baca Juga: Aktor Jepang Tomohisa Yamashita Luncurkan Tiga Edisi Single Terbaru Face to Face

Namun, antara tahun 1679-1721, ibu kota Karawang pindah dari Udug-Udug ke Karawang Kota pada masa pemerintahan R. Anom Wirasuta, putra Panembahan Singaperbangsa, dengan daerah kekuasaan meliputi wilayah antara Cihoe (Cibarusah) dan Cipunagara dengan gelar R.A.A. Panatayudha I. Pemerintahan Kabupaten Karawang berakhir sekira tahun 1811 sampai 1816 sebagai akibat dari peralihan penguasaan Hindia Belanda dari pemerintahan Belanda kepada pemerintahan Inggris.

Halaman:

Editor: Raden Bagja

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x