Cerita Mistik Situ Buleud Jantung Kota Purwakarta: Mbah Jambrong Penunggu Danau Kerap Minta Tumbal

- 24 Februari 2022, 18:59 WIB
Cerita Mistik yang Melekat di Situ Buleud Jantung Kota Purwakarta
Cerita Mistik yang Melekat di Situ Buleud Jantung Kota Purwakarta /Instagram/

Kemudian, antara tahun 1819-1826, pemerintahan Belanda melepaskan diri dari pemerintahan Inggris. Hal itu ditandai dengan upaya pengembalian kewenangan para bupati oleh Gubernur Jenderal van Der Capellen. Untuk itu, Kabupaten Karawang dihidupkan kembali pada sekira tahun 1820 dengan wilayah meliputi tanah yang terletak di sebelah timur Sungai Citarum/Cibeet dan sebelah barat Sungai Cipunagara, kecuali Onder Distrik Gandasoli (sekarang Kecamatan Plered) yang waktu itu termasuk Kabupaten Bandung. Sebagai bupati pertama Kabupaten Karawang yang dihidupkan kembali diangkat R.A.A. Surianata dari Bogor dengan gelar Dalem Santri yang kemudian memilih ibu kota kabupaten di Wanayasa.

Baca Juga: Kreasi Mahasiswa UNPAD: Produksi Masker Wajah yang Bisa Dimakan atau Diminum

Selanjutnya, pada masa pemerintahan Bupati R.A. Suriawinata atau Dalem Shalawat tahun 1830, ibu kota Kabupaten Karawang dipindahkan dari Wanayasa ke Sindang Kasih, yang selanjutnya diberi nama Purwakarta. Penetapan nama itu kalau dihitung jatuh pada tanggal 23 Agustus 1830 atau 4 Rabiul Awal 1250 Hijriah. Pembangunan dimulai antara lain dengan pengurugan rawa-rawa untuk pembuatan Situ Buleud, pembuatan gedung karesidenan, pendopo, masjid agung, tangsi tentara di Ceplak, termasuk membuat Selokan Gede, Sawah Lega, dan Situ Kamojing. Pembangunan berlanjut terus sampai pemerintah bupati berikutnya.

Namun, menurut sebuah cerita, Bupati Suriawinata yang sering melakukan selawatan pada suatu malam bermimpi ada petunjuk yang mengatakan kepadanya bila ditemukan sebuah danau dengan tiga buah pohon tanjung maka di situlah letak ibu kota Kabupaten Karawang.

Selanjutnya, ketika menerjunkan orang ke lapangan ternyata ditemukan sebuah danau dengan tiga buah pohon tanjung yang sekarang berada di Situ Buleud. Akhirnya karena Bupati Suriawinata merasa cocok dan aman, disebutlah ibu kota Kabupaten Karawang itu sebagai Purwakarta yang artinya purwa = mulai dan karta = aman atau 'mulai aman dari banyaknya aksi perampokan'.

Baca Juga: Jadwal Sholat untuk Wilayah DKI Jakarta Hari Kamis 24 Februari 2022

Jadi nama kabupatennya tetap Karawang dengan ibu kotanya bernama Purwakarta. Sementara itu, orang yang menjadi bupatinya merupakan turunan dari kerajaan Galuh Ciamis, seperti turunan dari Prabu Singaperbangsa, Panatayudha, dan seterusnya.

Nah, kisah mistik juga tidak lepas dari sejarah yang ada di literatur. Dipercaya atau tidak, kisah mistik itu membuat masyarakat mengenal sejarahnya.

Dikutip dari Koran Pikiran Rakyat, seorang sesepuh Purwakarta yang juga Sekretaris Musyawarah Bersama Masyarakat Purwakarta dan anggota panitia penelusuran sejarah Purwakarta, R.H. Garsoebagdja Bratadidjaja, menjelaskan, pada zaman dahulu Situ Buleud merupakan tempat "pangguyangan" (berkubang) badak yang datang dari daerah Simpeureun dan Cikumpay serta dijadikan pula tempat minum bagi binatang lainnya.

Baca Juga: Bima Arya Bocorkan Masa Depan Kota Bogor Setelah Ibu Kota Negara Dipindahkan di Klarifikasi Forum Pimred PRMN

Halaman:

Editor: Raden Bagja

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah