Hindari Konflik Meluas di Timur Tengah, Paus Fransiskus Serukan Cegah Eskalasi

- 15 April 2024, 20:00 WIB
Pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus. ANTARA/Anadolu/tm/am.
Pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus. ANTARA/Anadolu/tm/am. /

MUDANESIAPaus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik, Pada Sabtu (13/4), menyatakan keprihatinannya atas meningkatnya konflik di Timur Tengah setelah Iran melancarkan serangan rudal dan drone ke Israel.

Minggu (14/14) kemarin, Paus mengeluarkan pernyataan di media sosial, yang berbunyi: “Saya menyeru secara tulus (kepada semua pihak) untuk menghentikan segala tindakan yang dapat memicu kekerasan yang semakin parah, dengan risiko menarik kawasan Timur Tengah pada konflik militer yang lebih buruk.".

Ia mengatakan, tidak boleh ada negara yang mengancam keberadaan negara lain karena semua negara harus hidup berdampingan secara damai.

Paus Fransiskus juga menekankan pentingnya penerapan solusi dua negara untuk mengakhiri konflik antara Israel dan Palestina. Ia mengatakan solusi dua negara adalah kehendak rakyat Palestina dan Israel.

Baca Juga: Serangan Bom Israel Ke Tenda Pengungsi di Rafah Menjadi Perhatian WHO

“Semua negara harus mendukung perdamaian dan membantu masyarakat Israel dan Palestina untuk hidup berdampingan dengan aman,” kata Paus.

“Hal tersebut adalah keinginan mereka yang mendalam dan pantas, dan itu adalah hak mereka! Dua negara yang saling bertetangga,” ujar Fransiskus menegaskan.

Selain itu, pemimpin Gereja Katolik itu berharap agar gencatan senjata tercapai di Jalur Gaza dan negosiasi segera dilaksanakan demi mengakhiri konflik.

Sri Paus juga menegaskan bahwa masyarakat Palestina di Jalur Gaza yang tengah didera krisis kemanusiaan harus terus dibantu. Ia turut berharap supaya semua sandera dapat segera dibebaskan.

Baca Juga: Afrika Selatan Negara Pertama Seret Israel ke Mahkamah Internasional, Indonesia Perlu Lakukan Langkah Serupa?

“Tiada lagi perang, tiada lagi serangan, tiada lagi kekerasan! Dukung dialog dan perdamaian!” kata Paus Fransiskus.

Permusuhan terbaru antara Iran dan Israel dipicu serangan terhadap Konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pada 1 April lalu.

Serangan itu menewaskan sedikitnya tujuh anggota Korps Garda Revolusi Islam Iran, termasuk dua jenderal penting. Iran menuding Israel bertanggung jawab atas serangan fatal tersebut.

Iran kemudian melancarkan serangan balasan dengan menembakkan puluhan rudal balistik dan ratusan pesawat nirawak ke Israel pada Sabtu malam (13/4).

Serangan itu, menurut Israel, berhasil digagalkan dan hanya mengenai sebuah pangkalan udara militer di Israel tetapi tidak menimbulkan kerusakan serius.***

Editor: Tatos Ridwan A. Fauzi

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x