MUDANESIA - Ada yang tak biasa dari unggahan media sosial milik Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim.
Melalui akun Instagram @nadiemmakarim, semalam, ia mengunggah foto dan video sedang bermalam di rumah seorang guru penggerak di Yogyakarta.
Ia mengatakan, di rumah itu ia disuguhi gudeg, krecek, dan tempe tahu bacem.
"Terima kasih Bu Nuri dan keluarga yang sudah menerima saya menginap di sini. Terima kasih juga untuk gudeg, krecek, dan tahu tempe bacemnya yang enak banget!," tulisnya.
Dalam video tersebut, Nadiem mengenakan kaos biru dongker sedang duduk di atas kasur dengan sprey biru di sebuah kamar sederhana.
Sambil duduk, ia merekam video dirinya sendiri yang tengah berada di sebuah kamar sederhana.
Baca Juga: Ada di Daerah PPKM Level 1-3, Nadiem Minta Sekolah Segera Gelar PTM Sekarang Juga
Dari video itu, tempak lemari kayu kaca warna coklat dengan tempelan beragam stiker di belakangnya.
"Halo, ini saya lagi di rumahnya bu Nuri, sebenarnya rumahnya mertuanya. Ibu Nuri itu guru penggerak yang baik hati sekali dan membolehkan saya nginep satu malem di rumahnya di Yogya," ujar Nadiem Makarim di video tersebut, seperti yang ia unggah pada Selasa, 14 September 2021.
Ia mengatakan bahwa tuan rumah tersebut yakni Ibu Nuri sudah menyiapkan segala perlengkapan yang ia butuhkan, serta makanan lezat khas Yogyakarta.
"Ini merupakan malam pertama saya nginep di ruangan ini, sudah disiapkan semuanya, baik sekali keluarganya, disuguhi makanan. Terima kasih Bu Nuri sudah menjadi tuan rumah yang luar biasa," ujarnya.
Kunjungan Nadiem Anwar Makarim ke Yogyakarta, untuk memastikan bahwa semua sekolah yang berada di wilayah PPKM Level 1-3, boleh menggelar pembelajaran tatap muka, tanpa harus menunggu seluruh guru dan murid divaksin.
"Semua (sekolah di wilayah PPKM) level 1 sampai 3 boleh tatap muka sekarang juga," kata Menteri Nadiem seusai bertemu Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kantor Kepatihan, Yogyakarta, Selasa, 14 September 2021.
Menurutnya, hingga saat ini vaksinasi tenaga pendidik atau guru telah mencapai 60 persen.
Ia menegaskan bahwa capaian vaksinasi tidak menjadi kriteria sekolah dapat menggelar PTM. Sebaliknya, sekolah yang seluruh gurunya telah memperoleh vaksinasi dosis pertama dan dosis kedua justru wajib meneydiakan opsi PTM.***