Klaster Terbesar Kedua di Malaysia Sebabkan 28 Pabrik Ini Ditutup

- 24 November 2020, 19:40 WIB
Ilustrasi sarung tangan.
Ilustrasi sarung tangan. /Pixabay/sweetlouise/

MUDANESIA - Sebanyak 28 pabrik sarung tangan di Selangor Malaysia berhenti beroperasi menyusul 2.000 karyawannya dinyatakan positif covid-19 setelah dites.

Menteri Pertahanan Malaysia, Ismail Sabri Yaakob mengatakan pabrik akan ditutup selama karyawan masih terpapar dan harus menjalani isolasi untuk mencegah persebaran virus.

Dirjen Kesehatan Malaysia, Noor Hisham Abdullah menyatakan total karyawan yang menjalani tes berjumlah 5.767 orang. Dari jumlah tersebut, 2.524 orang terkonfirmasi positif.

Baca Juga: Peringati Hari Guru Nasional 2020, FAGI Jabar Desak Honor Guru Honorer Setara Dengan UMR

Hisham mengatakan dari jumlah 2.524 orang yang terkonfirmasi positif itu, 2.453 orang merupakan karyawan pabrik sarung tangan. Sedangkan 71 orang adalah orang yang kontak erat. Bahkan satu di antaranya baru berusia 2 tahun.

Ditegaskan oleh Hisham, 2,8 persen kasus di klaster Teratai berasal dari kontak erat dari karyawan seperti keluarga dan teman. Hal itu disebabkan tidak semua karyawan tinggal di tempat tinggal yang disediakan pabrik.

"Masih banyak yang pulang ke tempat tinggal mereka," kata Hisham seperti diberitakan sea.mashable.com.

Klaster Teratai atau klaster Top Glove adalah klaster terbesar kedua yang pernah terjadi di Malaysia. Top Glove adalah produsen sarung tangan lateks terbesar di dunia. Perusahaan ini mencatat rekor penerima keuntungan tertinggi atas permintaan sarung tangan medis untuk kebutuhan di masa pandemi.***

Editor: Raden Bagja


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x