MUDANESIA - Rencana pemerintah mengurangi jumlah hari libur akhir tahun, dilakukan dengan pertimbangan kesehatan. Apalagi melihat lonjakan kasus covid-19 beberapa kali disebabkan aktivitas masyarakat saat libur panjang.
Namun, bagi tenaga kesehatan pengurangan itu diperkirakan tidak akan mengurangi beban kerja mereka.
Tidak ada libur panjang atau cuti bersama, masyarakat tetap akan memanfaatkan waktu untuk mengurangi tingkat stres karena masa pandemi. Ditambah lagi, tempat-tempat wisata juga telah kembali beroperasi.
Baca Juga: Nadia Bergabung dalam Kegiatan Sosial Untuk Sebarkan Virus Kebaikan
Kejenuhan masyarakat akan berlarut-larutnya pandemi ini membuat mereka abai dengan imbauan dari pemerintah. Tingginya angka pertambahan kasus pun tidak jadi pengingat bagi masyarakat yang ingin menghabiskan waktu untuk liburan.
Wacana pengurangan jumlah hari libur pun, membuat sedih bagi para tenaga kesehatan. Mereka juga sama merasakan kejenuhan tapi harus tetap mengabdi. Keprihatinan itu disampaikan oleh salah satu tenaga kesehatan RSDC Wisma Atler Kemayoran, dr. Deddy Herman.
Seperti diberitakan Pikiran-Rakyat.com, dengan judul : "Jerit Tenaga Medis soal Libur Bersama Desember 2020: Betapa Sulitnya Posisi Kita", bahwa libur panjang terbukti mampu menggenjot infeksi Covid-19 lebih banyak lagi.
Sehingga menurut dr. Deddy libur panjang baiknya ditiadakan dahulu.
Baca Juga: Mendikbud Nadiem Makarim: Pandemi Akan Melahirkan Generasi Terkuat dan Berani Ambil Risiko