Baca Juga: Terima Kompensasi Miliaran, Warga Klaten Mundur Tolak Bantuan Sosial
"Yang paling penting masyarakat tetap tenang dan mendapatkan informasi yang tepat, hindari bangunan yang retak dan tebing-tebing yang rawan longsor," kata Muhamad Sadly.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setyo Prayitno menambahkan, berdasarkan hasil monitoring BMKG tercatat tiga kali gempabumi susulan dengan kekuatan magnitudo dibawah 4,0.
Menurut Bambang, dampak kerusakan yang terjadi akibat gempa tersebut tergantung pada kualitas bangunan dan sangat dipengaruhi oleh kondisi geologi setempat.
Baca Juga: Bocoran Sinopsis Ikatan Cinta Malam Ini: Aldebaran Ragukan Andin, Riki Kejar Janji Upah dari Elsa
Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan, gempa di selatan Malang tersebut bukan termasuk Gempa Megathrust, tetapi Gempa Menengah di Zona Beniof.
Karena deformasi atau patahan batuan yang terjadi berada pada slab lempeng Indo-Australia yang menunjam dan tersubduksi menukik ke bawah Lempeng Eurasia di bawah lepas pantai selatan Malang.
"Mekanisme sumber sesar naik ini sebenarnya sensitif terhadap potensi tsunami. Namun, patut disyukuri bahwa gempa ini berada di kedalaman menengah dan dengan magnitudo 6,1. Sehingga, tidak cukup kuat untuk mengganggu kolom air laut dan gempa ini tidak berpotensi tsunami," ujar Daryono.
Baca Juga: Disdik Jawa Barat Izinkan 2.800 SMA dan SMK Gelar Pembelajaran Tatap Muka Juli 2021
Zona gempa selatan Malang merupakan kawasan aktif gempa dan sering terjadi gempa dirasakan.