Waspadai Komplikasi Luka Kaki Pada Penderita Diabetes, Berikut Kriteria dan Cara Pengobatannya

- 2 Maret 2021, 09:00 WIB
ILUSTRASI/penyakit diabetes.*
ILUSTRASI/penyakit diabetes.* /Pexels.com/Olya Kobruseva/

MUDANESIA - Luka kaki penderita diabetes mudah menyebabkan komplikasi apabila tidak dirawat dengan tepat.

Peningkatan jumlah kasus disebabkan karena masyarakat Indonesia belum memiliki kesadaran mengenai penyakit diabetes dan risikonya.

Apabila kadar gula darah penderita diabetes tidak dikendalikan, berbagai risiko komplikasi bisa terjadi. Salah satu risiko yang sering dikeluhkan adalah luka kaki diabetes.

Baca Juga: PBNU Tolak Perpres Investasi Minuman Keras, Said Aqil: Jangan Salahkan Kalau Bangsa Kita Rusak

Komplikasi diabetes melitus terbagi menjadi dua. Ada komplikasi jangka pendek (akut) seperti hipoglikemia yang terjadi ketika kadar glukosa menurun dan berada di bawah nilai normal.

Selain itu, ada ketoasidosis yang merupakan komplikasi diabetes akut. Kondisi ini terjadi saat produksi asam darah di dalam tubuh (disebut keton) jumlahnya tinggi.

Sedangkan komplikasi diabetes jangka panjang (kronis) umumnya sudah memengaruhi berbagai organ tubuh, seperti mata, saluran pencernaan, ginjal, dan jantung.

Baca Juga: Bantuan Kuota Data Internet 2021 Ada Lagi, Besarannya Lebih Kecil, Mendikbud: Lebih Fleksibel Penggunaannya

Komplikasi kronis juga dapat menyerang saraf dan kulit, seperti luka kaki diabetes (ulkus diabetikum).

Komplikasi ulkus diabetikum dapat berlangsung lama apabila tidak diobati oleh dokter. Bahkan, jika tidak ditangani dengan baik, kaki diabetes ini dapat mengurangi kualitas hidup pasien.

Kerusakan saraf dan pembuluh darah adalah penyebab terjadinya kaki diabetes. Kerusakan saraf terjadi saat kadar gula darah tidak dikendalikan sehingga memicu munculnya luka.

Baca Juga: Menkes Tegaskan Vaksin Gotong Royong Mandiri untuk Karyawan dan Keluarganya, Jadi Tanggung Jawab Perusahaan

Menurut konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2, kaki diabetes dapat dideteksi sejak dini. Pemeriksaan kaki diabetes bisa diukur menggunakan kriteria berikut:

- Kulit kering, bersisik, dan retak-retak.
- Kuku berubah warna atau mengalami kelainan bentuk, antara lain - seperti mudah rapuh dan terlihat menebal.
- Mudah muncul mata ikan (kalus) di bagian telapak kaki.
- Kaki terasa baal (mati rasa) dan kesemutan.
- Kaki terasa dingin.
- Warna kulit kaki berubah menjadi kebiruan atau kehitaman.

Baca Juga: PT Tiki JNE Buka Loker untuk Lulusan SMA dan SMK di 3 Posisi Ditempatkan di Wilayah Ini, Hingga 5 Maret 2021

Ulkus diabetikum terjadi ketika luka di kulit terbuka sampai ekstremitas bawah. Apabila demikian, pengobatannya membutuhkan waktu lama dan harus konsisten.

Sebab, luka terjadi akibat komplikasi makroangiopati (gangguan di pembuluh darah besar) dan dapat berkembang karena adanya infeksi.

Kedua hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya gangren, yaitu kondisi jaringan tubuh yang mati karena tidak mendapatkan pasokan darah cukup. Jika diabaikan, luka bisa semakin parah dan kaki Anda berisiko diamputasi.

Baca Juga: Pengadilan Tipikor Bandung Siap Sidangkan Tersangka Korupsi PT DI Budiman Saleh

Menurut sistem Meggitt-Wagner, klasifikasi derajat ulkus diabetikum menjadi 6 tingkat. Berikut rinciannya:

- Derajat 0: belum ada luka terbuka, kulit masih utuh dan mungkin disertai kelainan bentuk kaki.

- Derajat 1: kondisi luka dangkal dan berada di atas permukaan kulit.

- Derajat 2: luka mencapai tendon atau lapisan subkutan yang lebih dalam, namun tidak sampai tulang.

- Derajat 3: luka sudah dalam disertai selulitis atau formasi abses.

- Derajat 4: kondisi gangren masih belum meluas, misalnya baru terdapat di bagian jari-jari atau depan kaki.

- Derajat 5: kondisi gangren sudah meluas, seperti sudah menyebar ke daerah lengkung dan belakang kaki.

Baca Juga: Koleksi Hewan Peliharaan Terbaru Menteri BUMN Beli dari Office Boy, Erick Thohir: Lagi Tren Katanya

Untuk mengobati kaki diabetes, Anda perlu mengendalikan kadar gula darah terlebih dahulu. Apabila terdapat infeksi, harus segera diberikan pengobatan secara optimal.

Sedangkan untuk perawatan luka, Anda dapat melakukan pengendalian luka (wound care) sebagai berikut:

1. Melakukan perawatan luka kaki diabetes rutin setiap hari, dengan cara sebagai berikut:

Bersihkan luka dengan air mengalir dan sabun atau dengan cairan antiseptik.

Baca Juga: Untuk yang Sakit, Berikut Kumpulan Doa Lengkap Arab, Latin, dan Terjemahan Agar Cepat Sembuh

Lakukan tissue debridement, yaitu membersihkan luka jaringan mati (gangrene).

Setelah dibersihkan segera tutup luka dengan perban dan kasa steril. Hindari pengikatan yang terlalu kencang.

2. Menjaga kaki agar tetap lembap dengan menggunakan pelembap.

Baca Juga: Kebutuhan ASN Tahun 2021 Sebanyak 1,3 Juta Orang, Sebagian Besar Formasi ada di Pemerintah Daerah

3. Jangan memberi tekanan di area kaki yang mengalami luka.

4. Mengontrol peradangan dan infeksi luka dengan rutin ke dokter.

Memeriksa dan merawat kaki secara rutin adalah kunci untuk mencegah risiko kaki diabetes.***

Editor: Sofia Khansa

Sumber: dokter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah