Pesantren Sudah Manfaatkan e-Commerce Untuk Pasarkan dan Perluas Jangkauan Produk

- 23 November 2020, 12:20 WIB
ILUSTRASI E-Commerce. Penurunan de minimis barang kiriman dari luar negeri dinilai menyelamatkan pengusaha lokal dari serbuan barang impor yang masuk lewat e-commerce.*
ILUSTRASI E-Commerce. Penurunan de minimis barang kiriman dari luar negeri dinilai menyelamatkan pengusaha lokal dari serbuan barang impor yang masuk lewat e-commerce.* /REUTEURS

MUDANESIA - Potensi bisnis di pesantren saat ini memiliki peluang yang menarik. Tidak sedikit pesantren yang mulai memanfaatkan e-commerce untuk memasarkan dan memperluas jangkauan produknya.

Dikatakan Guru Besar Sekolah Bisnis Managemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof. Sudarso Kaderi Wiryono, pesantren sebagai lembaga pendidikan memiliki peran yang sangat sentral dalam sosial budaya masyarakat Indonesia. Pesantren telah banyak mengalami kemajuan dan mampu berkembang tanpa kehilangan ciri khasnya serta banyak sekali usaha mandiri yang dikembangkan oleh pesantren.

"Pada perkembangannya, pesantren melalui koperasi dan UMKM mulai memanfaatkan e-commerce dalam memperluas jangkauan produk serta layanannya," kataya dalam webinar tentang "Pengembangan Bisnis Pesantren Berbasis e-Commerce."

Baca Juga: Menggali Kreativitas dari Bambu, Adang Muhidin Beromset Rp200 Juta Sebulan saat Pandemi Covid-19

Contohnya di Pondok Pesantren Modern Al Ittifaq. CEO Koperasi Pondok Pesantren Modern Al Ittifaq, Agus Setia Irawan menceritakan bagaimana pesantren Al Ittifaq dalam mengembangkan bisnis di pesantren.

“Al Ittifaq mengembangkan bisnis pertanian yang berbasis Internet of Things (IoT), sehingga ketika melakukan penyiraman tanaman dan pemupukan cukup dengan mengklik di android. Apa yang sudah dilakukan oleh Al Ittifaq kita coba bagikan ke pesantren lain dan walaupun dengan perjuangan, tetapi ada kemauan yang kuat dari pesantren-pesantren tersebut,” ujarnya.

Agus juga menekankan bahwa di pesantren, santri-santri tidak hanya belajar ilmu fiqih saja, tetapi pesantren juga membangun capacity building, bisnis proses, serta inovasi dan teknologi.

Sementara itu, CEO Evermos, Iqbal Muslimin, menjelaskan mengenai Social Commerce sebagai pemberdayaan ekonomi pesantren.

“Di sini ada potensi menarik di mana sesama pesantren itu bisa berhubungan satu sama lain. Jadi misal pesantren yang ada di Ciwidey memiliki kekuatan dalam agribisnis kemudian ada pesantren lain di Garut yang kuat di perikanan, dengan begitu seharusnya mereka bisa saling supply di ekosistem yang sama,” ucapnya.

Ia sangat menekankan sekali pentingnya ekosistem yang diciptakan bersama-sama di mana di sana terdapat kolaborasi sesama pesantren.

Wawan Dhewanto, Ph.D., selaku Dosen SBM-ITB, ia memaparkan peluang bisnis pesantren berbasis e-commerce. Peluang tersebut di antaranya adalah bonus demografi Indonesia yang besar, pasar yang besar, digital ekonomi, dan tren e-commerce yang menunjukkan perkembangan signifikan.

“Market sudah ada dan jumlahnya banyak, kemudian para santri cenderung menguasai teknologi lebih baik, serta pesantren dapat melakukan bisnis sesuai dengan kebutuhan santri atau kapabilitas pesantren,” tuturnya.***

Editor: Raden Bagja


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x