Hujan Abu Vulkanik, Status Gunungapi Lewotolok di NTT Dinaikkan Jadi Siaga

- 29 November 2020, 17:13 WIB
Erupsi Gunungapi Lewotolok di Nusa Tenggara Timur
Erupsi Gunungapi Lewotolok di Nusa Tenggara Timur /Humas Badan Geologi/


MUDANESIA - Badan Geologi menaikkan status Gunungapi Lewotolok di Kabupaten Lembata Provinsi Nusa Tenggara Timur menjadi Siaga atau Level III terhitung sejak Minggu, 29 November 2020 pukul 13.00 WITA. Saat ini, guguran abu vulkanik telah terjadi.

Potensi bahaya berikutnya dapat berupa lontaran batu atau lava pijar ke segala arah, hujan abu lebat yang penyebarannya bergantung arah dan kecepatan angin. Awan panas utamnya ke arah bukaan kawah (tenggara), longsoran material lapuk yang berada di kawah puncak ke arah tenggara, maupun aliran lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunungapi Lewotolok.

Seperti disiarkan dari magma.esdm.go.id, masyarakat sekitar maupun pengunjung, pendaki, wisatawan direkomendasikan agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 4 km dari kawah puncak.

Baca Juga: Coreng Nama Baik, PDIP Jawa Barat Tidak Akan Pecat Ajay Muhammad Priatna yang Terjerat Kasus Suap

Mengingat potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan akut (ISPA) maupun gangguan kesehatan lainnya, masyarakat yang berada di sekitar Gunungapi Lewotolok agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut.

Gunungapi Lewotolok mengalami erupsi pertama pada 27 November 2020 dengan tinggi kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam tinggi 500 meter di atas puncak (1.923mdpl) dengan intensitas tebal condong ke arah barat.

Erupsi kedua, terjadi pada tanggal 29 November 2020 pukul 9.45 WITA. Tinggi kolom teramati berwarna kelabu hingga hitam tinggi 400 meter di atas puncak (5.423mdpl).

Baca Juga: Hingga Akhir Hayat, Perjuangan Uun Samsa Mendapatkan Pengakuan Tidak Kunjung Diterima

Erupsi itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 35 mm dengan durasi erupsi 10 menit dan diikuti tremor terus-menerus. Data pemantauan tersebut mengindikasikan bahwa aktivitas gunungapi masih tinggi dan berpotensi untuk mengalami erupsi susulan.***

Editor: Raden Bagja


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x