Network
MUDANESIA - Sejak Maret 2020, pandemi Covid-19 dimulai, hingga 10 bulan ini, tidak ada yang mengetahui waktu berakhirnya persebaran virus.
Kehadiran vaksin juga belum menjawab pertanyaan yang sama. Karenanya, penerapan protokol kesehatan, bisa jadi harus dilakukan masyarakat selamanya. Menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Dampak pandemi tidak hanya secara mikro dan makro, juga menghancurkan seluruh tatanan kehidupan, termasuk pendidikan. Pendidikan tak berdaya.
Baca Juga: Tertimbun Selama 19 Jam, Dedi Rohendi Korban Longsor di Lembang Ditemukan Meninggal Dunia
Semua jenjang pendidikan mulai dari TK hingga perguruan tinggi tidak bisa menjalani proses pendidikan dan pembelajaran secara aktual atau tatap muka. Pendidikan berjalan dengan hanya mengandalkan pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau daring.
Pilihan PJJ tidak dapat menjangkau semuanya sehingga masih menyisakan masalah hingga saat ini.
"Perbandingan PJJ dengan Tatap muka sangat signifikan. Perbedaannya yang di rasakan oleh peserta didik dan orangtua serta masyarakat, terutama dalam kompetensi kepribadian, dan sosial/ahlaqul karimah yang tidak bisa di gantikan oleh perangkat lunak ataupun bentuk kecangggihan abad modern sekarang ini," kata Ketua PGRI Jawa Barat, Dede Amar, Sabtu, 26 Desember 2020.
Baca Juga: SUDAH TAYANG! My Lecturer My Husband Episode 3 di WeTV dan Iflix, Arya Larang Tristan Masuk ke Rumah
Dengan alasan itu, semua kalangan, kata Dede Amar, memandang perlu untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka. Pemerintah juga dengan berbagai pertimbangan menyerahkan kebijakan untuk pertemuan tatap muka ke pada Daerah yang dimulai pada bulan Januari 2021.
