MUDANESIA – Masyarakat diingatkan kembali dengan keberadaan Sesar Lembang yang saat ini tengah “tidur” dan bisa bergerak sewaktu-waktu yang menimbulkan gempa dengan skala 6,5 hingga 7 magnitudo. Kekuatan gempa yang ditimbulkan akan berdampak terhadap wilayah yang berada di Bandung Raya.
Wilayah yang terkena dampak dari bergeraknya Sesar Lembang meliputi wilayah Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi dan Kota Bandung. Bahkan dari hasil penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Sesar Lembang yang membentang sepanjang 29 kilometer dari wilayah Lembang hingga Padalarang bisa menghasilkan gempa bumi dengan skala 6,5 hingga 7 magnitudo.
Telah banyak penelitian yang dilakukan oleh kalangan peneliti terkait keberadaan Sesar Lembang tersebut. Namun hingga saat ini belum satu pun dari peneliti yang dapat memastikan kapan dan waktunya sesar tersebut akan bergerak.
Baca Juga: Wisata Garut Dibuka Kembali, Sanksi Bagi Pelanggar Masih Tunggu Surat Edaran Bupati
Sosialisasi dan mitigasi kebencanaan sudah seharusnya dilakukan pemerintah daerah dan Pemprov Jawa Barat. Hal itu sebagai upaya dalam meminimalisir dampak yang disebabkan gempa akibat pergerakan Sesar Lembang.
Pasalnya, sampai saat ini belum semua masyarakat tahu dan paham akan keberadaan Sesar Lembang. Bahkan tidak sedikit bangunan yang berdiri tepat di atas jalur Sesar Lembang, baik pemukiman, perkantoran maupun fasilitas lainnya.
Kepala Pelakasana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bandung Barat, Duddy Prabowo menyatakan, BPBD telah menyusun dokumen Rencana dan Konsep (Renkon) yang difasilitasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Baca Juga: Tambah 9.994 Orang yang Positif, Indonesia Menuju 1 Juta Kasus Covid-19