Muncul Gempa Besar Akibat Sesar Lembang Tahun 1600, Kapan Terjadi Lagi? Simak Penjelasan BMKG

- 27 Januari 2021, 14:10 WIB
Gunung Batu yang berada di Desa Langensari, Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, merupakan titik bertemunya Sesar Lembang dari segmen barat dan segmen timur yang berpotensi menimbulkan gempa kisaran 7 magnitudo.
Gunung Batu yang berada di Desa Langensari, Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, merupakan titik bertemunya Sesar Lembang dari segmen barat dan segmen timur yang berpotensi menimbulkan gempa kisaran 7 magnitudo. /Raden Bagja/Mudanesia.Pikiran-Rakyat.com

MUDANESIA - Potensi pelepasan energi periodik Sesar Lembang terjadi tiap 500 tahun sekali.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung menyebutkan dari kajian paleoseismologi atau studi kejadian gempa di masa lalu, ditemukan Sesar Lembang pernah melepaskan energi besar pada tahun 1600-an.

Berdasarkan perumusan periode ulang Sesar Lembang, pelepasan energi akan terjadi tahun 2100.

Baca Juga: Waspadai Gempa, 16 Sensor Seismik Pendek Kepung Sesar Lembang, Baribis, dan Cimandiri di Jawa Barat

BMKG mulai merapatkan jaringan seismograf, termasuk di sesar-sesar aktif di Jawa Barat setelah bencana tsunami yang menerjang Aceh pada 2005 lalu.

Sampai pada tahun 2010-2012, BMKG merekam ada aktivitas Sesar Lembang sebanyak 14 kali yang di antaranya dirasakan guncangannya di Jambudipa, Kabupaten Bandung Barat pada tahun 2011.

Gempa kecil dengan kekuatan magnitudo 2-3 tapi karena dangkal menimbulkan kerusakan di daerah tersebut, walau kerusakannya ringan.

Baca Juga: Riset Gempa Akibat Sesar Lembang, 12 Ribu Rumah Rusak Parah dan 2.000 Orang Jadi Korban di Wilayah Coblong

Dari tahun 2012 hingga sekarang, belum ada aktivitas gempa yang terekam dari sesar Lembang. Sesar atau patahan Lembang ini membentang sepanjang 29 kilometer di Kabupaten Bandung Barat dari Ngamprah, melewati Cisarua, Parongpong, hingga Lembang. Lokasinya berada di sebelah barat hingga utara Kota Bandung.

Menurut Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, BMKG mulai memasang dan mengoperasikan seismograf WWSSN (World Wide Standardized Seismograph Network) pertama kali di Lembang pada 1 Januari 1963.

Selain untuk memantau gempa di wilayah Indonesia, seismograf jenis Benioff Short Period 3 Komponen dan Sprengneter Long Period 3 Komponen yang dipasang di daerah itu digunakan untuk memantau aktivitas Sesar Lembang, sesar sepanjang sekitar 25-30 km berarah barat-timur yang menurut para ahli memiliki magnitudo tertarget 6,8.

Baca Juga: Puluhan Gempa Kecil di Patahan Lembang tahun 2009-2011, Bukti Sesar Masih Aktif

Para petugas BMKG sejak lama sudah mengamati catatan gempa-gempa lokal pada seismogram analog di sekitar Lembang.

Aktivitas gempa di jalur Sesar Lembang mulai tahun 2008 dapat dipantau lebih baik karena BMKG mengoperasikan jaringan monitoring gempa digital menggunakan sensor gempa dengan kawasan frekuensi lebar.***

Editor: Raden Bagja


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x