MUDANESIA - Para petugas BMKG sejak lama sudah mengamati catatan gempa-gempa lokal pada seismogram analog di sekitar Lembang.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sejak tahun 1963 memantau aktivitas Sesar Lembang, sesar aktif di Jawa Barat yang berada di sekitar 10 km arah utara Kota Bandung.
BMKG mulai memasang dan mengoperasikan seismograf WWSSN (World Wide Standardized Seismograph Network) pertama kali di Lembang pada 1 Januari 1963.
Baca Juga: Berkisah Tentang Hubungan Anjing dan Manusia, Film June & Kopi Tayang di Netflix 28 Januari 2021
Menurut Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Rabu, 27 Januari 2021, selain untuk memantau gempa di wilayah Indonesia, seismograf jenis Benioff Short Period 3 Komponen dan Sprengneter Long Period 3 Komponen yang dipasang di daerah itu digunakan untuk memantau aktivitas Sesar Lembang, sesar sepanjang sekitar 25-30 km berarah barat-timur yang menurut para ahli memiliki magnitudo tertarget 6,8.
Aktivitas gempa di jalur Sesar Lembang mulai tahun 2008 dapat dipantau lebih baik karena BMKG mengoperasikan jaringan monitoring gempa digital menggunakan sensor gempa dengan kawasan frekuensi lebar.
"Bukan berarti sebelum 2008 di Sesar Lembang tidak terdapat aktivitas gempa. Jarangnya aktivitas gempa saat itu karena sensor gempa belum sebanyak seperti sekarang, sehingga beberapa aktivitas gempa lokal dengan magnitudo kecil tidak terekam dengan baik," kata Daryono.
Baca Juga: Membuka Buah Delima Sedikit Sulit, Coba Manfaatkan Teknik Mengupas dan Tips Berikut dengan Tepat
Pada 2019, BMKG memasang 16 sensor seismik periode pendek lebih rapat untuk melengkapi 19 seismograf frekuensi lebar yang sudah dipasang di Jawa Barat dan Banten.