MUDANESIA - Kota Bandung adalah salah satu kota metropolis di Indonesia yang terletak 10 km dari Patahan Lembang atau Sesar Lembang.
Berada di dekat Sesar Lembang dan memiliki populasi yang padat, menjadikan Bandung sebagai wilayah dengan risiko tinggi akibat gempa bumi.
Dalam paper hasil penelitian pakar kegempaan ITB Irwan Meilano, Puti Nabila Riyadi, Akhmad Riqqi, dan Febriana Kuscahyadi yang dipublikasikan di IOP Conference Series: Earth and Environmental Science: "Estimating the casualties of the earthquake caused by the Lembang Fault in Coblong, Bandung, Indonesia" pada 17-19 September 2019, disebutkan tentang dampak yang akan dialami Kota Bandung akibat gempa bumi Sesar Lembang.
Baca Juga: Puluhan Gempa Kecil di Patahan Lembang tahun 2009-2011, Bukti Sesar Masih Aktif
Sesar memanjang dari timur ke barat sejauh 22 km dan pada kedalaman 3–15 km. Bagian timur Sesar Lembang pertama kali terbentuk 100.000 tahun yang lalu, diikuti oleh bagian barat sekitar 27.000 tahun lalu.
Irwan menyebutkan wilayah Coblong yang di dalamnya termasuk Dago, Sekeloa, Sadang Serang, Lebak Gede, Lebak Siliwangi, dan Cipaganti. Jumlah bangunan di wilayah-wilayah itu mencapai 21.705 unit.
Irwan Meilano dan kawan-kawan menggunakan percobaan skenario gempa dengan magnitudo 6 dan 7. Hal itu dapat dilihat dari angka kekuatan gempa bumi yang akan terjadi, berada di angka 2 kali lipat dari kekuatan gempa bumi sebelumnya.
Baca Juga: Ini Fakta Sesar Lembang yang Berpotensi Munculkan Gempa Skala Magnitudo 6,5-7
Irwan menggunakan data percepatan gempa pada batuan dasar beserta kurva kerentanan bangunannya untuk mendapatkan kemungkinan kerusakan bangunan. Sedangkan jumlah korban dihitung berdasarkan tingkat kerusakan bangunan dengan menggunakan model event tree dari metode HAZUS.