MUDANESIA - Warga di India disarankan tak perlu terburu-buru ke rumah sakit. Hal ini akan memperburuk krisis lonjakan penularan COVID-19 yang disebabkan adanya pertemuan massal, varian yang lebih menular, dan rendahnya tingkat vaksinasi.
Lonjakan kasus harian yang tinggi juga tingkat kematian membuat rumah sakit yang tidak memiliki persediaan cukup oksigen dan tempat tidur menolak pasien COVID-19.
"Saat ini, salah satu masalahnya yakni banyak orang yang buru-buru ke rumah sakit karena tidak mempunyai akses untuk mendapatkan informasi dan nasihat. Padahal pemantauan perawatan berbasis rumah di rumah dapat dilakukan dengan sangat aman," kata juru bicara WHO Jasarevic dikutip dari Antara.
Baca Juga: Rizky Febian Buka-bukaan Tentang Uang Jajan dari Sule, Ciuman Pertama, dan Kehilangan Keperjakaan
Gelombang kedua virus corona di India yang lebih dari 300.000 kasus baru dikonfirmasi dalam sehari selama 6 hari berturut-turut.
Kedutaan besar AS di India juga mengalami wabah serius, 100 orang telah positif terkena virus corona dan dua karyawan lokal meninggal.
Amerika Serikat memiliki lima konsulat di berbagai kota di India dan sebuah kedutaan besar di ibu kota, New Delhi.
Baca Juga: Jenasah COVID-19 Meningkat Tajam di India, Lahan Pemakaman Hampir Habis Penggali Kubur Kelelahan
Dalam enam minggu terakhir, meskipun pandemi buruk di India, staf kedutaan dan konsulat AS belum divaksinasi. Selama periode tersebut, pejabat pemerintah Biden juga melakukan dua kunjungan tingkat tinggi ke India.