Segera Dibangun! Observatorium Sesar Lembang Dukung Riset dan Inovasi Mitigasi Bencana Kegempaan

- 21 April 2022, 20:36 WIB
Gunung Batu yang berada di Desa Langensari, Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, merupakan titik bertemunya Sesar Lembang dari segmen barat dan segmen timur yang berpotensi menimbulkan gempa kisaran 7 magnitudo.
Gunung Batu yang berada di Desa Langensari, Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, merupakan titik bertemunya Sesar Lembang dari segmen barat dan segmen timur yang berpotensi menimbulkan gempa kisaran 7 magnitudo. /Raden Bagja/Mudanesia.Pikiran-Rakyat.com

MUDANESIA - Observatorium Sesar Lembang akan segera dibangun di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. 

Pembangunan Observatorium Sesar Lembang itu telah dipastikan dalam pertemuan antara Sekda Kabupaten Bandung Barat Asep Sodikin dengan tim Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Nanyang Technological University (NTU), Singapura.

Asep mengatakan rencananya pembangunan Observatorium Sesar Lembang harus disambut dengan baik dari sisi pariwisata dan pendidikan. 

Baca Juga: Lebih Dari 32 Juta Warga Indonesia Sudah Dapatkan Dosis Ketiga Vaksin COVID-19

“Sehingga Sesar Lembang tidak lagi menjadi faktor yang ditakuti orang. Akan tetapi, pembangunannya perlu dilihat secara tata ruang,” katanya.

"Lembang adalah tempat wisata, alangkah baiknya Observatorium Sesar Lembang berisi informasi edukatif, sehingga masyarakat umum bisa memahami Sesar Lembang dan bagaimana menghadapinya," ujarnya.

Observatorium Sesar Lembang sangat penting perannya untuk dapat mendukung riset dan inovasi mitigasi bencana kegempaan di wilayah Bandung metropolitan. ITB menjadi bagian dari tim kolaborasi tersebut, sebagai bagian dari peneliti kebumian di Indonesia, juga sebagai upaya untuk dapat memahami lebih baik lagi terkait sains potensi bahaya dan risiko gempa bumi dari Sesar Lembang. 

Baca Juga: Puluhan Rumah di Gununghalu Bandung Barat Rusak Diterjang Longsor

Sebagai bagian dari kolaborasi ini, Ketua Tim dari ITB, Dr. Endra Gunawan dari Kelompok Keahlian Geofisika Global (KK GG), Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM), menuturkan bahwa sejak 2019, KK GG sudah berkontribusi terhadap lima stasiun kontinu GNSS (Global Navigation Satellite System) untuk pengamatan deformasi secara teliti yang didukung melalui dana riset internal ITB.

“Pada tahun 2022, Tim dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, yang diketuai oleh Dr. Nuraini Rahma Hanifa, akan berkontribusi terhadap tambahan tiga stasiun kontinu GNSS dan tiga stasiun seismik untuk mendeteksi kejadian gempa bumi,” ujarnya.

Endra menambahkan, di samping sains bahaya gempa, tujuan lain dari Observatorium Sesar Lembang ini adalah untuk wisata edukasi bagi masyarakat dan juga akademisi. 

Baca Juga: Proyeksi Mudik: 20 Persen Pemudik Akan Gunakan Jalur Darat Pantai Selatan Jawa

Peralatan GNSS yang digunakan untuk pengamatan deformasi dan seismik untuk deteksi gempa direncanakan akan dibuat secara real-time dengan desain penempatan saat ini di Kompleks Pemerintahan Kabupaten Bandung Barat dan Kompleks Tahura.

“Oleh karenanya, diharapkan dengan dibangunnya Observatorium Sesar Lembang melalui kolaborasi yang dilakukan ini, akan dapat memberikan semua informasi bahaya Sesar Lembang sehingga menjadikan masyarakat paham dan mengerti untuk dapat hidup berdampingan dengan bencana gempa dari Sesar Lembang tersebut,” katanya.***

Editor: Raden Bagja


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x