Donasi Akidi Tio Rp2 Triliun Dianggap Prank, Ade Armando Malah Singgung Muslim Pribumi dan Tionghoa

3 Agustus 2021, 08:54 WIB
Ade Armando Menyinggung Soal Agama Ginting, Netizen Beri Kecaman: Provokator /Tangkapan layar/YouTube CokroTV

MUDANESIA - Keluarga Akidi Tio menjanjikan akan memberikan bantuan Rp2 triliun untuk penanganan covid-19 di Sumatera Selatan.

Sumbangan Rp2 triliun itu, seharusnya diberikan pada Senin, 2 Agustus 2021. Tapi, hingga hari yang dijanjikan, uang itu tidak juga kunjung cair.

Polda Sumatera Selatan akhirnya memanggil ahli waris keluarga Akidi Tio, Heriyanti pada Senin, 2 Agustus 2021. Pihak Polda Sumsel meralat status Heriyanti yang ditetapkan tersangka.

Baca Juga: Ikatan Cinta 2 Agustus 2021: Elsa Kabur dengan Riki ke Bogor, Ketemu Anak Buah Angga?

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sumsel, Kombes Supriadi membantah status tersangka Heriyanti. Ia menyebutkan Heriyanti dipanggil untuk memberikan klarifikasi.

Kendati demikian, tetap muncul spekulasi bahwa donasi Rp2 triliun dari keluarga Akidi Tio ini hanyalah prank atau donasi bohong.

Dosen Universitas Indonesia, Ade Armando ikut bersuara tentang satu negara kena prank, karena sumbangan dari mendiang Akidi Tio yang besarnya mencapai Rp2 triliun.

Baca Juga: Hasil CPNS dan PPPK Diumumkan Hari Ini, Cek di situs sscasn.bkn.go.id

"Bukan 2 miliar loh, dua triliun rupiah. Uang semua, enggak pake pasir," dalam sebuah video yang beredar di Twitter.

Ade mengaku senang melihat keteladan dari keluarga Akidi Tio. Namun, Ade malah menimbulkan kegaduhan dengan membandingkan muslim pribumi dan keturunan Tionghoa tentang sumbangan.

Ia menyebut muslim pribumi seringkali menjelek-jelekkan orang Tionghoa.

Baca Juga: Croffle Camilan Viral Tahun 2021: Ini Rahasia Adonan Bertekstur Renyah dan Garing ala Devina Hermawan

“Ini jadi satu tambahan contoh yang bisa saya gunakan untuk menantang kelompok-kelompok muslim pribumi yang suka sekali menjelekkan Tionghoa,” kara Ade.

“Saya akan bilang, ini sumbangan pengusaha Tionghoa, mana sumbanganmu?” lanjut dosen komunikasi Universitas Indonesia itu.***

Editor: Raden Bagja

Tags

Terkini

Terpopuler