MUDANESIA - Perilaku biadab ustadz cabul Herry Wirawan jadi perbincangan hangat.
Pantas saja, kebejatan ustadz cabul Herry Wirawan telah merusak fisik dan mental santriwati yang telah dicabuli hingga hamil dan beberapa di antaranya melahirkan.
Karena aksi bejatnya ini telah berlangsung bertahun-tahun, sudah lahir 9 anak. Dan ada dua santriwati lainnya yang tengah hamil.
Baca Juga: Mengiris Hati! Atalia Praratya Minta Lindungi Korban Anak dari Dampak Peredaran Berita
Nong Andah, influencer mengatakan tidak sengaja bertemu dengan aktivis Mary Silvita dan mengikuti persidangannya.
"Kasus kekerasan seksual di bandung yg korbannya masih anak2, merinding bgt deh ketika mendengar kasusnya," tulisnya di akun Twitter @nongandah pada 7 Desember 2021.
Alasan Nong Andah menyebut merinding karena korban ustadz cabul itu yang diketahui mencapai 13 anak. Korban ada yang sampai dua kali melahirkan. "Sedih dan merinding banget membayangkan nasib para korban ini," ujarnya.
Bahkan karena penasaran, Nong Andah memutuskan datang ke rumah Herry Wirawan.
"Kata tetangganya di rumah ini tinggal 40 orang termsk keluarga & korban yg merupakan santrinya. Selain di sini ada lg di bbrp tempat," katanya lagi.
Masih di utasnya Nong Andah, Mary Silvita mengatakan sejak awal menerima kasus tersebut dari orang tua korban dan saksi, ada kesulitan mendapatkan informasi utuh.
Baca Juga: Daftar 19 Film yang Bisa Kamu Tonton di Bioskop XX1 di Kota Jakarta Pada Bulan Desember 2021!
"Minimnya info yang kami peroleh dari berbagai pihak, seperti Polda Jabar dan UPTDPPA Jabar membuat kami harus riset mandiri," katanya.
Beragam komentar netizen membanjiri utas Nong Andah. Sebagian besar mendorong upaya hukum dikebiri terhadap pelaku.
"Hukum kebiri...biar buat contoh yang lain....pantas karna korban lebih dr satu..dan di tempat ilmu," kata @kelingarjunaireng.
"Astaghfirullah...
Pelaku yang tega berbuat begitu wajib dihukum pake cara islam, bejadnya dia pasti juga pake embel-embel agama Islam juga buat nakut-nakutin korbannya, kebiri, kuliti baru dipenggal," kata Meghumie.
"Pesantren cuma dijadikan tameng buat nutupin kebejatannya. Modusnya pasti sekolah gratis atau beasiswa full pesantren. Taunya pengasuhnya predator. Banyak banget yg begini," tulis Fatikha.***