Network
MUDANESIA - Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange alami penurunan pada kurun pada hari Rabu (Kamis pagi WIB), hal tersebut adalah pengaruh dari follow-through selling pressure (penjualan lanjutan yang terjadi akibat tekanan jual sebelumnya) setelah data inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April tercatat turun 2,90 dolar AS atau 0,14 persen menjadi ditutup pada 2.004,30 dolar AS per ounce.
Presiden Fed Chicago, Austan Goolsbe, mengatakan bahwa dirinya tak mendukung penundaan pemotongan suku bunga hingga inflasi mencapai 2 persen. Dia menambahkan bahwa sikap kebijakan bank sentral saat ini “cukup membatasi.”
"Pemotongan suku bunga harus dikaitkan dengan keyakinan berada di jalur menuju target," Ujar Goolsbee. data inflasi yang sedikit lebih tinggi dalam jangka pendek masih konsisten dengan rencana Fed menuju target inflasi 2 persen.
Pernyataan ini muncul sehari setelah indeks harga konsumen AS yang lebih tinggi dari perkiraan mengurangi ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga pada awal tahun 2024.
Analis berpendapat bahwa emas berada dalam tren bearish jangka pendek. Resistance pertama terlihat di angka 2.010,00 dolar AS dan kemudian di 2.023,30 dolar AS. Support pertama terlihat di angka 1.996,40 dolar AS dan kemudian di 1.985,00 dolar AS.
Indeks harga produsen AS untuk Januari, indikator inflasi lain yang disukai oleh Federal Reserve, akan dirilis pada hari Jumat (16/2).
adapun Terkait logam mulia perak, untuk pengiriman Maret naik 23,30 sen atau 1,05 persen menjadi ditutup pada 22,387 dolar per ounce. Harga platinum untuk pengiriman April naik 18,40 dolar AS atau 2,09 persen ditutup menjadi 897,30 dolar per ounce***
