Puluhan Gempa Kecil di Patahan Lembang tahun 2009-2011, Bukti Sesar Masih Aktif

- 26 Januari 2021, 13:15 WIB
Gunung Batu yang berada di Desa Langensari, Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, merupakan titik bertemunya Sesar Lembang dari segmen barat dan segmen timur yang berpotensi menimbulkan gempa kisaran 7 magnitudo.
Gunung Batu yang berada di Desa Langensari, Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, merupakan titik bertemunya Sesar Lembang dari segmen barat dan segmen timur yang berpotensi menimbulkan gempa kisaran 7 magnitudo. /Raden Bagja/Mudanesia.Pikiran-Rakyat.com

MUDANESIA - Sesar Lembang itu aktif. Hal itu dibuktikan dengan adanya 10 gempa meskipun kecil skalanya yakni lebih kecil dari tiga di sepanjang Sesar Lembang di ujung barat dan timur dalam periode 2009-2011.

Sesar Lembang adalah sebuah retakan memandang barat timur dari Kaki Gunung Manglayang hingga Padalarang, Kabupaten Bandung Barat sepanjang lebih dari 22 km, seperti yang diungkapkan oleh Van Bemmelen dalam bukunya yang berjudul "geology of Indonesia (1949).

Bahkan hasil pantauan yang menggunakan pendekatan global positioning system (GPS) oleh grup geodesi ITB diketahui bahwa Sesar Lembang bergerak tiga hingga enam milimeter per tahun.

Baca Juga: Gunung Merapi Masih Keluarkan Awan Panas Guguran, Jarak Luncur hingga 1 Kilometer

Ini juga mengingatkan bahwa gempa akibat pergerakan Sesar Lembang ini bisa membahayakan seluruh wilayah di Bandung terutama yang berada di atas garis sesar tersebut.

Karena jarak Sesar Lembang ke Bandung paling 10 km, terlebih kondisi tanah di cekungan Bandung ini tergolong lunak sehingga setiap goncangan akibat gempa akan semakin terasa.

Menurut Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Eko Yulianto bahwa Sesar Lembang itu bergerak dengan kecepatan antara 3-6 mm per tahun. Itu dilakukan sejak 10 tahun lalu sampai sekarang.

Baca Juga: Ini Fakta Sesar Lembang yang Berpotensi Munculkan Gempa Skala Magnitudo 6,5-7

Berbagai pendekatan disiplin ilmu seperti pendekatan geologi, geofisika, geodesi dan antropologi menunjukkan hasil yang serupa yakni Sesar Lembang itu aktif.

"Menurut pengamatan data seismometer oleh Dr Afnimar, pendekatan geofisika dari rekaman seismometer bahwa dari tahun 2009-2011 itu setidaknya telah terjadi 10 gempa meskipun kecil skalanya yakni lebih kecil dari tiga di sepanjang Sesar Lembang di ujung barat dan timur," kata Eko, sebagaimana dikutip Mudanesia.com dari situs Antara.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan melalui pendekatan geologi dari tahun 2010 hingga 2012 dan dilanjutkan beberapa tahun lalu diketahui bahwa sekitar 60 tahun sebelum Masehi atau sekitar dua ribu tahun lalu telah terjadi gempa di Sesar Lembang.

Baca Juga: Dijuluki Keluarga Poligami Terbesar di Kanada, Merlin Punya 150 Saudara, Tak Mau Lagi Bicara dengan Ayahnya

"Dari penelitian saya, saya bisa mengukur setidaknya gempa yang menghasilkan kolam yang terbentuk dua ribu tahun lalu itu besar 6,8 skala Richter, kemudian saya menemukan data 500 tahun lalu besar 6,6 skala Richter, tapi setelahnya ada gempa lagi, yang kita tidak tahun besarnya tapi jejaknya terekam dalam kolam itu," kata Eko.***

Editor: Raden Bagja

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x