Komplikasi ulkus diabetikum dapat berlangsung lama apabila tidak diobati oleh dokter. Bahkan, jika tidak ditangani dengan baik, kaki diabetes ini dapat mengurangi kualitas hidup pasien.
Kerusakan saraf dan pembuluh darah adalah penyebab terjadinya kaki diabetes. Kerusakan saraf terjadi saat kadar gula darah tidak dikendalikan sehingga memicu munculnya luka.
Menurut konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2, kaki diabetes dapat dideteksi sejak dini. Pemeriksaan kaki diabetes bisa diukur menggunakan kriteria berikut:
- Kulit kering, bersisik, dan retak-retak.
- Kuku berubah warna atau mengalami kelainan bentuk, antara lain - seperti mudah rapuh dan terlihat menebal.
- Mudah muncul mata ikan (kalus) di bagian telapak kaki.
- Kaki terasa baal (mati rasa) dan kesemutan.
- Kaki terasa dingin.
- Warna kulit kaki berubah menjadi kebiruan atau kehitaman.
Ulkus diabetikum terjadi ketika luka di kulit terbuka sampai ekstremitas bawah. Apabila demikian, pengobatannya membutuhkan waktu lama dan harus konsisten.
Sebab, luka terjadi akibat komplikasi makroangiopati (gangguan di pembuluh darah besar) dan dapat berkembang karena adanya infeksi.
Kedua hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya gangren, yaitu kondisi jaringan tubuh yang mati karena tidak mendapatkan pasokan darah cukup. Jika diabaikan, luka bisa semakin parah dan kaki Anda berisiko diamputasi.
Baca Juga: Pengadilan Tipikor Bandung Siap Sidangkan Tersangka Korupsi PT DI Budiman Saleh