Network
MUDANESIA - Bila tidak ada lift, dapat dibayangkan sangat melelahkan menaiki tangga di gedung pencakar langit. Bisa jadi tidak akan ada gedung pencakar langit tanpa lift.
Tapi tahukah kalian, bahwa di masa lalu, lift itu merupakan alat yang sangat eksklusif yang hanya digunakan untuk raja?
Namun, kini tidak ada kasta bagi siapapun yang ingin menaiki lift. Semua sama.
Baca Juga: Terpaksa Diungsikan, 7 Rumah di Parongpong Bandung Barat Terbakar Disambar Petir
Lift penumpang diciptakan pertama kali pada tahun 1743, untuk mengangkut dan menurunkan Raja Louis XV dari balkon istananya di Prancis. Uniknya, kala itu alat tersebut hanya bisa mengangkut satu penumpang dan hanya bisa bergerak naik atau turun sebanyak satu lantai dengan digerakkan oleh tenaga pengawal atas perintah raja.
Barulah pada tahun 1850, lift bertenaga uap mulai diperkenalkan di dunia. Temuan tersebut kemudian disempurnakan tahun 1853 oleh Elisha Graves Otis, penemu asal Amerika Serikat, yang menambahkan alat pengaman khusus untuk mencegah lift terjatuh ketika kabelnya gagal mengangkat beban.
Baca Juga: Diburu Ibu-ibu, Al Ghazali dan Amanda Rawles Syuting di Depan Mesjid Agung Lembang Bandung Barat
Otis baru memasang lift tersebut untuk pertama kalinya tahun 1857, di pusat perbelanjaan Haughwout di New York. Sepeninggal Otis, kedua putranya Charles dan Norton Otis mengembangkan penemuan ayahnya tersebut dan mendirikan Otis & Co. tahun 1867.
Berkat keberhasilan perusahaan tersebut, hingga tahun 1873, sudah lebih dari 2.000 lift temuan Otis dipergunakan di gedung-gedung perkantoran, hotel, dan pusat perbelanjaan di seluruh Amerika Serikat. Kesuksesan itu pun berlanjut ke pemasangan lift hidraulis penumpang pertama, hasil pengembangan dari temuan Otis, lima tahun kemudian.
