Network
MUDANESIA - Warga penyandang disabilitas kini tidak perlu lagi ragu terjun kedua politik, baik hak untuk memilih atau dipilih pada proses pemilu.
Djumono contohnya, ia adalah pria tunadaksa, yang mencalonkan dirinya sebagai seorang Dewan Perwakilan Daerah diantara 54 calon DPD Jabar.
Dalam keadaannya yang terbatas, namun tidak membuat dirinya ragu untuk mendaftarkan dirinya ke KPU Jabar.
Tahun pemilu 2024 kali ini, merupakan kali kedua Djumono mencalonkan dirinya sebagai DPD. Yang sebelumnya, Djumono tidak lolos, dengan perolehan 530 suara.
"Untuk pemilu 2024 ini, saya juga mendapat dukungan keluarga besar disabilitas untuk mengikuti pemilu. Visi misi saya masih sama, untuk memperjuangkan aspirasi teman-teman keluarga penyandang disabilitas dan lansia yang saat ini masih banyak mendapat kendala," ujar Djumono.
Djumono adalah penggiat masyarakat disabilitas. Ia aktif di Forum Perjuangan Difabel Jabar dan perkumpulan penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Jabar.
Menurut kuesioner KPU Jabar, Endun Abdul Haq. Seluruh warga negara berhak atas kesamaan hak dipilih pada proses pemilu. Aturan ini tidak membatasi warga disabilitas bila ikut serta sebagai peserta.
"Di aturan diperbolehkan bagi penyandang disabilitas untuk menjadi Bacalon DPD ataupun bacaleg. Semua jenis disabilitas diperbolehkan. Di Jabar ada seorang Bacalon DPD, perseory, yang memang menjadi bagian dari kelompok masyarakat disabilitas, atas nama pak Djumono," katanya.
