BMKG Sebut Angin Kencang di Manado Masih Akan Terjadi, Waspadai Ombak Besar dan Banjir Rob!

18 Januari 2021, 07:35 WIB
Tangkapan layar video banjir rob akibat ombak besar di pesisir pantai di Kota Manado, Minggu 17 Januari 2021. Angin kencang yang memicu banjir masih akan terjadi selama beberapa hari ke depan. /Twitter/@cakegreybts

MUDANESIA - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan angin kencang yang terjadi di wilayah Sulawesi Utara (Sulut) telah memicu ketinggian muka air laut.

Angin kencang juga memicu ombak besar menghantam pesisir pantai di Kota Manado, Sulawesi Utara, terjadi sejak Minggu 17 Januari 2021 sore sampai malam.

Ombak besar itu lantas menyebabkan air laut masuk atau banjir rob, sehingga membanjiri kawasan bisnis dan perekonomian Megamas dan Manado Town Square (Mantos).

Baca Juga: Vaksin COVID-19 Telat, Malaysia Bandingkan dengan Indonesia dan Singapura

Koordinator Operasional Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, Ben Arther Molle mengatakan, kondisi angin memang tengah mengalami puncaknya.

"Berdasarkan data normal gelombang untuk bulan Desember, Januari dan Februari, rerata tinggi gelombang signifikan berkisar antara 1,25 - 2,50 meter," kata Ben Arther Molle, dikutip dari Antara, Senin 18 Januari 2021.

Kondisi angin, terang dia, berkisar antara 15-30 knot atau sekitar 30-60 kilometer per jam. Sampai beberapa hari ke depan, angin kencang masih berpotensi terjadi di Manado.

Baca Juga: Muncul Sosok Pria yang Cinta Berat pada Andin, Apa yang Bakal Dilakukan Aldebaran?

Akan tetapi, intensitas angin kencang dalam benerapa hari ke depan tidak akan sekuat pada hari Minggu, karena reratanya berkisar antara 10-20 knot.

"Tinggi gelombangnya berangsur-angsur turun mulai esok hari (Senin 18 Januari 2021)," ujarnya.

Ben menambahkan naiknya air laut ke daratan di kawasan bisnis Manado Town Square dan Kawasan Megamas, karena akumulasi dari tinggi gelombang, angin kencang serta topografi kawasan tersebut yang tergolong rendah.

Baca Juga: Arya Saloka Bakal Hengkang dari Ikatan Cinta, Simak Penjelasannya!

"Di kawasan itu juga ada reklamasi, topografi rendah dan tidak ada mangrove atau bakau. Hal seperti ini (banjir rob) akan terjadi di kawasan ini apabila terjadi angin kencang dengan tinggi gelombang signifikan," ujarnya.

BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi berlaku mulai tanggal 17-19 Januari 2021.

Berdasarkan narasi dari BMKG, terdapat tekanan rendah (1007 hPa) di Laut Arafuru, sirkulasi udara teridentifikasi di Samudera Hindia Utara Aceh.

Baca Juga: Akhiri Kontrak dengan Arsenal Lebih Cepat, Mesut Ozil Menuju Fenerbache

Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara pada umumnya bergerak dari utara ke timur dengan kecepatan 6-30 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari barat daya-barat laut dengan kecepatan angin berkisar antara 5-25 knot.

Kecepatan angin tertinggi terpantau di laut Natuna, perairan Kepulauan Anambas-Kepulauan Natuna, laut Jawa, perairan utara dan selatan Jawa, perairan Kepulauan Sangihe-Talaud.

Selanjutnya, perairan Kepulauan Sitaro-Bitung. laut Halmahera, samudera pasifik utara Halmahera, kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut.

Baca Juga: Info Loker Januari 2021, PT GS Battery Membuka Lowongan untuk Lulusan SMA dan SMK

Diperkirakan tinggi gelombang di perairan Kepulauan Sangihe-Talaud, perairan utara Sulawesi Utara, perairan Bitung-Kepulauan Sitaro antara 2,5-4,0 meter.***

Editor: Setiono

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler