Pilkada Serentak 2020, Pengamat IPO: Pemerintah Sukses, Parpol Gagal

- 12 Desember 2020, 10:30 WIB
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah. /Dok. Pribadi

MUDANESIA - Di tengah pandemi Covid-19, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) berhasil dilaksanakan secara serentak pada Rabu, 9 Desember 2020. Sebanyak 270 wilayah di Indonesia, yang terdiri atas 9 provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota segera memiliki kepemimpinan baru.

Dalam catatan Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah, keberhasilan penyelenggaraan Pilkada Serentak 2020 menandai komitmen pemerintah atas penyelenggaraan pemilihan di tengah pandemi Covid19.

"Apresiasi sangat layak diberikan kepada Kemendagri sebagai presentasi pemerintah, juga KPU, Bawaslu, bahkan kelompok masyarakat sipil yang tidak sungkan mengkritik sepanjang proses persiapan, semisal Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, ini keberhasilan kolektif," kata dia, Sabtu 12 Desember 2020.

Baca Juga: Bintang Emon Paling Dicari Google 2020, Kalahkan Hyun Bin dan Joe Biden

Selain itu, Dedi Kurnia Syah menyoroti tingkat partisipasi pemilih yang tinggi di Pilkada Serentak 2020. Menurutnya, partisipasi pemilih menjadi bukti bahwa kepercayaan publik pada pemerintah juga tinggi.

"Pemerintah juga berhasil membuktikan jika partisipasi pemilih di tengah pandemi cukup tinggi, ini menandai tingkat kepercayaan pada pemerintah yang juga tinggi, terutama terkait pilkada. Partisipasi sendiri menjadi salah satu penanda kualitas pemilihan," kata doktor diplomasi politik itu.

Dedi Kurnia Syah melanjutkan, tingkat keberhasilan pemerintah berbanding terbalik dengan partai politik (parpol), yang dinilai gagal menjaga partisipasi peserta pilkada. Kondisi ini perlu dievaluasi terkait pelaksanaan piilkada dengan peserta tunggal, parpol gagal menjadi penyuplai peserta.

Baca Juga: Aksi Heroik Perempuan Muda di Cimahi, Tendang dan Tarik Jaket Pelaku Jambret

"Memang disayangkan ketika pemerintah telah berupaya memfasilitasi pilkada, tetapi peserta tidak tersuplai dengan maksimal. Melawan kotak kosong harus dievaluasi, termasuk mempertimbangkan pilkada asimetris jika tidak ada kompetisi dalam pemilihan" tutup Dedi Kurnia Syah.***

Editor: Setiono


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x