Penelitian tersebut menggunakan data bahaya gempa yang direpresentasikan sebagai peak ground acceleration (PGA). Sumber bahaya gempa yang digunakan adalah Sesar Lembang yang terletak di utara Coblong, Bandung.
Hasil penelitian Irwan menunjukkan gempa bumi dengan kekuatan 7 merusak sekitar 55,7% bangunan tempat tinggal di Coblong. Bagian bangunan yang terkena dampak memiliki status kerusakan sedang.
Meskipun jumlah bangunan yang mengalami kerusakan serupa dalam skenario ini, tapi dengan skenario magnitudo 6 menunjukkan bahwa 63,4% dari bangunan tempat tinggal di Kecamatan Coblong tidak mengalami kerusakan.
Ada kemungkinan kerusakan ringan hampir 13,7% bangunan. Dalam skenario gempa bumi ini, besaran tiap tingkat kerusakan lebih bervariasi dibandingkan skenario gempa berkekuatan 7 skala Richter.
Berdasarkan Skala Modifikasi Mercalli, nilai permukaan PGA 0,32 g dan 0,42 g dipertimbangkan menjadi gempa lemah. Namun, penelitian ini secara mengejutkan menemukan bahwa sebagian besar bangunan tempat tinggal di Coblong mengalami tingkat kerusakan yang berbeda-beda.
Baca Juga: Garut dan Tasikmalaya Diguncang Gempa Bumi 3,5 Magnitudo
Sebanyak 12.096 rumah memiliki sedikit penyelesaian kerusakan pada skenario magnitudo 7, menunjukkan bahwa bangunan tempat tinggal di Indonesia khususnya di Coblong, memiliki struktur yang rentan.
Berdasarkan kurva kerapuhan bangunan, Reinforced Masonry dan Struktur Masonry yang tidak diperkuat dapat dengan mudah rusak oleh guncangan tanah. Setelah diperkirakan jumlah bangunan yang rusak, letak spasial tiap bangunan yang rusak harus ditemukan untuk mendapatkan jumlah total korban.