Penggunaan Aspal Plastik Sebagai Salah Satu Alternatif Pembangunan Yang Berkontribusi Bagi Lingkungan

- 30 Maret 2024, 13:00 WIB
Penggunaan Aspal Plastik Sebagai Salah Satu Alternatif Pembangunan yang Berkontribusi Bagi Lingkungan
Penggunaan Aspal Plastik Sebagai Salah Satu Alternatif Pembangunan yang Berkontribusi Bagi Lingkungan /

MUDANESIA - Limbah atau sampah plastik memang menjadi masalah bukan hanya di Indonesia tetapi juga menjadi masalah di berbagai negara di seluruh dunia.

Di Indonesia, berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat jumlah timbunan sampah di Indonesia mencapai 18 juta ton per tahun. Sampah makanan menjadi penyumbang nomor 1 dengan persentase sebesar 41 persen disusul oleh sampah plastik yang mencapai 19,3 persen.

berdasarkan laporan Indeks Kinerja Lingkungan atau Environmental Performance Index tahun 2022, Indonesia berada di peringkat ke 96 dari 180 negara dalam hal pengelolaan daur ulang sampah. Dengan skor 15,2 menjadikan Indonesia memiliki kinerja daur ulang sampah di Indonesia yang cukup baik dibandingkan banyak negara lain.

berbagai inovasi dalam jenis produk yang berbahan baku limbah plastik ini terus di kembangkan. Salah satunya adalah sebuah inovasi dari Chandra Asri Group yang telah berhasil menjadikan sampah plastik sebagai campuran aspal untuk infrastruktur jalan.

Sejak tahun 2018, perusahaan solusi kimia dan infrastruktur ini telah menggagas sebuah program bertajuk "ekonomi sirkular Aspal Plastik untuk Indonesia Asri" dan berhasil membuktikan efektivitas strategi daur ulang tersebut.

Sebelumnya di tahun 2017 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sendiri telah melakukan penelitian terkait penggunaan limbah plastik sebagai bahan aspal.

Dari hasil penelitian tersebut menemukan bahwa cacahan limbah plastik kresek dapat digunakan untuk bahan campuran aspal. Penambahan sampah plastik kresek tersebut terbukti dapat meningkatkan stabilitas jalan hingga 40%.

Sampah plastik dengan berat jenis ringan yang dimanfaatkan perseroan diambil dari tempat pembuangan akhir (TPA) dengan bantuan para pelaku industri daur ulang dan pemulung. Sampah dipilah, dicacah, dicuci, dan dikeringkan terlebih dahulu agar dapat menjadi campuran untuk aspal panas.

Berdasarkan hasil penelitian Kementerian PUPR tersebut, Chandra Asri Group akhirnya melakukan pengembangan lebih lanjut terkait pengggunaan sampah plastik dengan spesifikasi sesuai ketentuan Kementerian PUPR.

Selain itu, Chandra Asri Group juga berhasil produk cacahan sampah plastik cacahannya sendi yang dinamakan CIRCLO. Produk CIRCLO ini memiliki cacahan HDPE berukuran partikel 4─9 milimeter (mm), ketebalan partikel 0,07 mm, dan kadar air di bawah 5%.

Circular Economy and Partnership Manager Chandra Asri Group Nicko Setyabudi mengatakan, proses pencampuran aspal dan plastik dilakukan saat proses pencampuran kering (dry mixing).

Nicko Setyabudi juga menambahkan setelah agregat atau batuan dipanaskan dengan temperatur sekitar 160° celsius, cacahan plastik dimasukan terlebih dahulu, sehingga dapat menyelimuti agregat panas. Setelahnya, baru dicampurkan aspal dan bahan lainnya.

Selain itu, plastik yang dimodifikasi menjadi campuran aspal dapat mencegah pembentukan lubang dan membuat jalanan lebih tahan lama. Lapisan plastik cair mampu mengisi ruang antara kerikil dan aspal, sehingga membuat air hujan tak bisa merembes dan merusak jalan.

Campuran plastik pada aspal dapat meningkatkan daya tahan jalanan terhadap beban berat (stabilitas marshall), kerusakan akibat air, perubahan bentuk atau deformasi, dan keretakan.

Di tahun 2018, Chandra Asri Group berhasil melakukan uji coba aspal plastik di kawasan pabrik petrokimia di Kota Cilegon, Banten. Lalu tahun tahun berikutnya berlanjut ke berbagai daerah seperti Kota Tegal, Kota Semarang, Kabupaten Kudus, Kota Depok, Kabupaten Bogor, daerah Marunda Jakarta, kawasan BSD City hingga Kabupaten Garut Jawa Barat.

Program Aspal Plastik untuk Indonesia Asri pun terus dilanjutkan, hingga pada 2023 berhasil membangun jalanan beraspal plastik sepanjang 120,8 k melampaui target awal yang hanya 100 km saja. Proyek Pengaspalan jalan dengan aspal plastik ini berhasil memanfaatkan 1.086 ton sampah plastik.

Dengan asumsi lebar jalan 6 meter dan ketebalan 4 sentimeter, maka tiap 1 km aspal plastik telah mengalihkan 1,6 ton atau 1,1 juta kantong kresek dari TPA. Namun, bukan tanpa hambatan, membentangkan ratusan km jalanan beraspal campuran plastik juga memiliki tantangannya tersendiri.

Chandra Asri Group selain menggandeng Kementrian PUPR juga bekerjasama dengan sebuah organisasi nirlaba
yaitu Asosiasi Daur Ulang Indonesia atau ADUPI. Wakil Ketua ADUPI Justin Wiganda mengungkapkan, penggunaan plastik untuk jalan beraspal akan mendorong pertumbuhan industri daur ulang.

Menurutnya, pemanfaatan sampah plastik bernilai rendah ini dapat meningkatkan nilai ekonomi sampah plastik dari tak bernilai menjadi bernilai tinggi dan membantu memberikan pendapatan lebih bagi pelapak dan pekerja sektor informal lainnya.

Perlu diketahui, bahwa penelitian dan pengembangan penggunaan limbah plastik untuk jalan beraspal tak hanya dilakukan oleh Indonesia saja. Di beberapa negara hal tersebut pun telah di lakukan.

Bersumber dari beberapa media internasional, pemerintah India sudah terlebih dahulu memulai pembangunan jalan dengan menggunakan aspal plastik di tahun 2016. Sampai dengan tahun 2019, India berhasil membangun jalan sepanjang 33.796 Km dengan menggunakan aspal plastik. Kemudian, di tahun 2021 India pun berhasil membangun 703 Km jalan nasional dengan menggunakan aspal plastik.***

Editor: Alif Niyu Ramdhan Rusyadi

Sumber: Mudanesia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah